DILI, 08 oktober 2021 (TATOLI)— Direktur Eksekutif Rumah Sakit Nasional Guido Valadares (HNGV), Dr. Alito Soares mengatakan, sosialisasi tentang penyakit kanker payudara dan serviks sangat penting bagi masyarakat. Karena, kebanyakan orang yang terinfeksi, malu dan merasa takut untuk menceritakan kepada orang lain.
“Sosialisasi sangat penting. Dari sosialisasi kita menjelaskan lebih detail tentang tanda-tanda penyakit kanker payudara dan serviks agar dapat dilakukan pencegahan lebih awal. Karena penyakit tersebut 99% di derita kaum perempuan dan 1 % di derita laki-laki,” kata Dr. Alito.
Dikatakan, di dunia termasuk Timor-Leste (TL), mencatat penyakit kanker payudara dan serviks menjadi angka tertinggi. Karena, dari tahun 2015 hingga saat ini ada 400 orang yang terinfeksi dan berumur 18 tahun keatas.
“Pengobatan untuk kanker payudara yang ada di rumah sakit Nasional seperti sirijiku yang artinya kanker payudara bisa dioperasi di TL, namun untuk pengobatan kemoterapi dan radepterapi harus dirujuk pada rumah sakit di Negara lain, seperti, Indonesia, Singapura dan Malaysia. Karena, di HNGV belum ada,” ujarnya.
Sementara itu, Ibu Negara Presiden Republik, Cidália Lopez Nobre Mouzinho Guterres mengatakan, tujuan dari sosialisasi untuk merayakan hari Kanker Payudara Sedunia yang jatuh pada 19 oktober mendatang.
Dikatakan, sosialisasi dilakukan Lembaga Pendukung Aktivitas Kepresidenan Republik (Gabinete Apoiu Atividade Prezidenti Republika-GAAC-PR) dengan menjelaskan kepada para suster akibat dari kanker payudara dan serviks. Karena kebanyakan penyakit tersebut diderita kaum perempuan, namun takut untuk menceritakan kepada orang lain.
“Sosialisasi dilakukan karena penyakit tersebut menunjukan angka tertinggi di TL. Penyakit itu juga telah merengut banyak nyawa khususnya kaum perempuan. Sehingga, melalui sosialisai agar bagaimana dapat mencegahnya,” kata Ibu Negara, Cidália Lopez Nobre Mouzinho dalam sambutannya pada acara sosialisasi yang dilakukan di Kongregasi Puteri Reinha Rosari (PRR), Manleuana, Dili, jumat ini.
Menurut ibu Negara, penyakit tersebut identik dengan kaum perempuan, sehingga menjadi permasalahan bagi semua orang. Untuk itu, agar tidak tertular, secepatnya harus dilakukan pencegahan, jika merasakan adanya tanda-tanda, segera lakukan pengecekan di pos kesehatan terdekat.
Sementara itu, Direktur Yayasan Alola melalui program ‘Ha’u Hili Atu Kura’, (HALIKU), Maria Imaculada Guterres menjelaskan penyakit kanker serviks berasal dari area serviks kewanitaan, bisa juga pada tubuh manusia seperti hati dan paru-paru.
“Menurut Global Cancer statiscis 2018 international Agency for research on cancer (1ARC) pada 2018 ada total 500.000 pasien yang telah terdaftar menderita penyakit serviks, dari angka tersebut 270.000 perempuan meninggal dan 85 % meninggal karena di Negaranya dikategori Low and middle income Cuntries,” katanya.
Dilain pihak, Suster dari Kongregasi PRR, Maria Leonarda menyampaikan terima kasih pada Ibu Negara dan otoritas berwajib, yang telah melakukan sosialisasi pada penyakit tersebut di PRR. Karena, dengan sosialisasi kaum perempuan dapat mencegah lebih awal penyakit tersebut sebelum terinfeksi.
Reporter : Mirandolina Barros Saores
Editor : Armandina Moniz