DILI, 25 juni 2023 (TATOLI)– Sekretaris Negara urusan Koperasi (SEKoop), Elizario Ferreira, menginformasikan bahwa sejak memimpin lembaga pemerintah tersebut pada tahun 2020, pihaknya menghadapi beberapa masalah terkait pembentukan dan pemeliharaan koperasi di Timor-Leste (TL).
Diungkapkan, hingga saat ini belum ada semangat kewirausahaan untuk membuat koperasi baru dan yang bekerja masih beroperasi atas dasar kekuatan fisik dan kurang dalam visi bisnis yang berorientasi pada pembuatan mesin dan modernisasi teknologi, baik karena kurangnya pengetahuan dan inisiatif.
“Masalah terbesar yang kami hadapi adalah mayoritas warga kurang memiliki pengetahuan dan keinginan untuk belajar tentang pembentukan koperasi. Selain itu, cara kerja koperasi kami masih sangat mendasarkan pada logika manufaktur”, ungkap Elizario Ferreira kepada Tatoli di Acait, Dili.
SEKoop juga mencontohkan, meski gerakan koperasi sempat mengalami beberapa kendala, Ia menilai itu peluang dan tantangan untuk memotivasi koperasi agar kreatif dalam menjalankan kiprahnya.
Untuk mengatasi keterbatasan ini, Elizário Ferreira menggarisbawahi bahwa SEKoop menyelenggarakan beberapa kegiatan pelatihan yang ditujukan untuk koperasi, yang bertujuan untuk mengembangkan sektor tersebut di Timor-Leste.
Elizário Ferreira juga mengungkapkan bahwa pekerjaan yang dikembangkan SEKoop didasarkan pada penguatan koperasi, program untuk melibatkan kaum muda di sektor tersebut, serta mendukung akses produk koperasi ke pasar.
Anggota Pemerintah itu juga menambahkan bahwa, sejauh ini, SEKoop bekerja sama dengan mitra seperti Adventist Development and Assistance Agency, yang memberikan bantuan keuangan kepada 79 kelompok koperasi dan mendirikan 15 kantor koperasi di berbagai kotamadya.
Menurut data SEKoop sejak tahun 2022, terdapat 444 koperasi primer, yang terdiri dari 127 koperasi kredit dan 317 koperasi produksi, dengan jumlah anggota sekitar 97.000 orang.
Reporter : Afonso do Rosário (Penerjemah: Cidalia Fátima)
Editor : Maria Auxiliadora
