iklan

INTERNASIONAL, HEADLINE, SOSIAL INKLUSIF

Atasi sampah di Timor-Leste, Pemerintahan baru perlu terapkan metode 3R

Atasi sampah di Timor-Leste, Pemerintahan baru perlu terapkan metode 3R

Para petugas kebersihan sedang membersihkan dan mengangkut sampah. Foto Tatoli/Antonio Daciparu

DILI, 12 juni 2023 (TATOLI)— Sampah menjadi permasalahan sosial karena menimbulkan, pencemaran air, udara, dan tanah. Jadi, untuk mengatasi masalah sampah di Timor-Leste, pemerintahan baru perlu menerapkan metode 3R.

Pemikiran tersebut disampaikan Akademisi dan Dosen dari Universitas Nasional Timor Lorosa’e (UNTL), Mário Cabral, kepada Tatoli, di Dili, senin ini.

Ia merekomendasikan kepada Pemerintah ke-IX  untuk menerapkan 3R yaitu  Reduce (Kurangi), Reuse (Gunakan Kembali), Recycle (Daur Ulang) dalam mengatasi dan memerangi polusi di negara ini.

“Pemerintah ke-IX harus memasang tempat sampah berwarna merah, hijau, dan biru di tengah lingkungan masyarakat untuk memisahkan sampah basah dan sampah kering. Karena itu, pemerintah juga perlu meningkatkan kesadaran masyarakat tentang cara menggunakan tempat sampah dengan benar”, kata Mário Cabral.

Berita terkait : Amenica ungkap tiga prinsip utama atasi sampah di Timor-Leste

Akademisi itu, mengungkapkan untuk memastikan bahwa masyarakat menggunakan tempat sampah dengan benar, maka Pemerintah harus menawarkan insentif untuk mendorong masyarakat memilih dan memisahkan sampah untuk didaur ulang dan mudah dibuang.

Ia juga  menyarankan agar Pemerintah selanjutnya lebih menekankan penerapan sanksi terhadap siapa saja yang membuang  sampah sembarangan.

“Langkah lain bagi Timor-Leste untuk mengatasi krisis pencemarannya adalah pemerintah memperkenalkan dan menerapkan kebijakan Ekonomi Sirkular”, saran Cabral.

Dikatakan, kebijakan ekonomi sirkuler mengharuskan pemerintah dan industri untuk tetap setia pada tiga prinsip utama dengan desain, menghilangkan limbah dan polusi, mengedarkan produk dan bahan (dengan nilai tertinggi) dan meregenerasi alam.

Diungkapkan, tahun lalu, perwakilan Timor-Leste berkomitmen, di Komite Perundingan Antarpemerintah untuk Polusi Plastik di Paris, untuk menerapkan Ekonomi Sirkular di negara tersebut.

Mário Cabral juga mendesak pemerintah berikutnya untuk membentuk Kementerian Lingkungan Hidup agar Timor-Leste memiliki kemampuan untuk memerangi polusi di negara ini.

Berita terkait : Hari Lingkungan Hidup Sedunia, SAS : butuh kesadaran masyarakat atasi sampah di Dili

“Sekretaris Negara urusan Lingkungan Hidup tidak memiliki kekuatan dan kapasitas yang cukup, sehingga kami membutuhkan lembaga yang jauh lebih besar, seperti Kementerian Lingkungan Hidup untuk mengatasi masalah sampah di negara ini. Ini akan membawa mencapai tujuan dengan melindungi 30 persen daratan dan lautan pada 2030,” tuturnya.

Dia juga  mengungkapkan bahwa kegiatan kebersihan pantai yang dilakukan mahasiswa UNTL di Dili, menunjukan satu orang dapat mengumpulkan 3,5 kg sampah basah dan kering.

Sementara itu, Direktur Pusat Pendidikan dan Informasi Lingkungan di Sekretaris Negara Lingkungan Hidup (SEA), Amenica Machado Fernandes, mengungkapkan bahwa untuk memerangi limbah di Timor-Leste perlu diterapkan 3R.

“Sampah adalah masalah kita. Karena itu, kita perlu menyelesaikan tindakan ramah lingkungan terkait penerapan 3R, karena berdampak pada keanekaragaman hayati”, jelas Amenica.

Berita terkait : 80% Sampah plastik dilautan ancam rantai makan ekosistem laut

Pejabat itu mengakui bahwa Timor-Leste masih belum memiliki pengelolaan limbah yang baik. Namun, SEA masih menerapkan program Escola Matak, Bairro Matak, Suco Matak dan lainnya.

Reporter : Mirandolina Barrros Soares

Editor      : Armandina Moniz

iklan
iklan

Leave a Reply

iklan
error: Content is protected !!