LIQUIÇA, 20 januari 2022 (TATOLI)— Dana Kependudukan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNFPA) prihatin atas meninggalnya 18 bayi di Pusat Perawatan Kesehatan Ibu di kotamadya Liquiça selama 2022.
Perwakilan UNFPA di Timor-Leste (TL), Pressia Arifin Cabo tidak menyangka pada 2022 jumlah bayi yang meninggal dunia meningkat saat ibu hamil melahirkan bayi mereka di Pusat Perawatan Kesehatan Ibu.
“Saya tidak tahu mengapa masalah ini terus terjadi dan perlu diteliti lebih lanjut tentang masalah tersebut,” kata Perwakilan UNFPA, Pressia Arifin Cabo di Pusat Kesehatan Ibu, Desa Dato, Liquica, kamis ini.
UNFPA menemukan ada 18 bayi meninggal dunia karena tiga (3) bayi meninggal dalam kandungan ibu sebelum melahirkan dan 15 meninggal usai proses persalinan.
Dokter Antenatal Care, José Antonio Gusmão Gutteres menjelaskan masalah kematian bayi dalam kandungan ibu sebagian besar disebabkan oleh kurangnya kemampuan perawatan neonatal yang tidak memadai. Sebaliknya ibu dikategorikan gizi buruk dan juga ibu menderita penyakit komplikasi, seperti TBC, Anemia, dan lainnya.
Menurutnya, banyak tindakan yang dapat dilakukan untuk pencegahan. Upaya tersebut antara lain dengan meningkatkan kualitas pelayanan ibu hamil. Karena, sebagian besar bayi meninggal dalam kandungan ibu karena masa antenatal ibu tidak mendapatkan pengobatan yang baik.
“Sebaliknya, kesulitan transportasi dan jalan menuju puskesmas menjadi masalah utama. Ibu hamil sangat sulit untuk memantau kondisi kesehatan selama kehamilan,” ucapnya.
Lebih dari 53% ibu hamil hanya melahirkan di rumah dan berkontribusi pada angka kematian bayi dalam proses persalinan. Menurut data nasional yang tercatat di Rumah Sakit Nasional Guido Valadares (HNGV) menunjukkan dari januari hingga desember 2022 ada 428 bayi yang meninggal dunia.
Reporter : Cidalia Fátima
Editor : Armandina Moniz