DILI, 25 mei 2022 (TATOLI)—Mentari pagi merangkak naik, seolah ia berhenti dan bertenger di atas kepalaku. Aku memandang ke atas, karena panasnya terik matahari, sesekali sambil menunduk melihat layar Hand Phone-ku yang silau. Uupss! Ternyata jam telah menunjukan 11:00 pagi.
Aku bidik mataku ke depan, eh, pesawat Citilink telah mendarat di landasan Bandara Udara Internasional Presiden Nicolau Lobato, Comoro, Dili, Timor-Leste. Perwakilan pejabat negara dari Kementerian Transportasi dan Komunikasi (MTK) beserta jajarannya telah menanti kedatangan 13 atlet Timor-Leste yang selama ini berjuang di SEA Games 2021, di Vietnam.
Panasnya terik matahari mengigit kulitku. Aku terselip di antara puluhan wartawan cetak, elektronik dan online, bersiap-siap menunggu pintu pesawat Citilik itu terbuka. Mata ini memandang dengan hati-hati. Begitu pintu terbuka, para pejuang baru itu keluar dengan wajah ceriah bercampur lelah. Barangkali karena menempuh perjalanan yang melelahkan.
Namun, tak terbantahkan lagi. Dengan mengikat tali bendera nasional Timor-Leste di leher sambil membiarkan bendera itu berkibar di belakangnya, petinju dari sasana tinju El-Matador Boxing Club, Delio Anzaqeci Mouzinho, asal Loré-Lospalos-Lautém itu, muncul bersama pejuang lainnya ala “Super Man” yang sedang terbang keluar dari pintu pesawat Citilink.
Mereka keluar dengan langkah kaki melambat sambil menuruni tangga pesawat dengan detakan kaki tak teratur. Ketika kaki mereka menyentuh landasan, dari wajah mereka bisa terbaca ucapan syukur dengan habasa tubuh yang tak bisa dilukiskan. Syukur punya syukur, karena selama 20 hari (05 mei-25 mei) berjuang di SEA Games Vietnam, kini mereka telah tiba kembali di tanah kelahiran Timor-Leste.
Mereka bangga, ini bukan settingan, karena di tepi landasan bandara itu perwakilan pejabat negara bersama wartawan dan sanak keluarga, dengan hati yang riang sedang menanti kedatangan mereka. Antara bangga bercampur haru, karena anak-anak bangsa ini telah mengibarkakan bendera Timor-Leste di ujung tiang kemenangan dan telah mengharumkan nama bangsa di jagat Asia.
Tak terelakkan dan tak terbendungkan lagi. Lukisan rasa bangga itu disalurkan lewat acara penyambutan tradisionál. Kedatangan pejuang Timor-Leste itu disambut secara meriah dengan tarian tebe-tebe yang diiringi suara babadok yang mengema. Lengkingan suara itu menyambut kedatangan mereka, ditandai dengan mengalungkan tais kepada setiap atlet, sebagai wujud tanda penghargaan.
Sejenak hening, dengan bangga, petinju Delio Anzaqeci Mouzinho mengutarakan rasa syukurnya sambil menahan air mata yang sedang menepi di pelupuk matanya. Dengan suara merendah, Delio melantungkan nyanyian sukur kepada semua pihak yang telah membantu dan melayani mereka selama berjuang di Vietnam.
Peraih medali perak itu pun berjanji untuk terus berusaha dan berlatih lebih keras lagi, agar kelak bisa meraih kemenangan dengan mengalungkan medali emas dalam ajang olahraga bergengsi lainnya di masa mendatang.
“Saya tidak berjanji, tetapi saya akan berupaya untuk bisa menjadi juara,” katanya kepada wartawan di Bandara Intenasional Presiden Nicolau Lobato, Comoro, Dili, rabu (25 mei 2022).
Sementara itu, pejuang lainnya dari atlet lari, Felisberto de Deus, dengan gugup menceritakan kembali pengalamannya selama di Vietnam. Ia menghargai setiap dukungan dan doa dari masyarakat Timor-Leste yang telah memberinya dukungan hingga bisa menyumbangka dua medali perak untuk Negara.
“Hari ini kami mewakili semua orang, termasuk para pejuang kita di SEA Games, sebagai anak bangsa, saya merasa bangga karena kami semua bisa membawa pulang hasil yang baik untuk Timor-Leste,” jelas Felisberto de Deus dengan bangga.
Ketua Konfederasi Olahraga Timor-Leste (CDTL-portugis), Macario Sanches, turut memberikan selamat kepada para atlet yang telah berusaha memberikan yang terbaik untuk negaranya, serta berhasil membawa pulang lima medali di SEA Games 2021 (Vietnam).
“Walau berjuang dengan segala kekurangan yang ada, tetapi para atlet Timor-Leste telah menorehkan sejarah baru di SEA Games 2021, dengan menyumbangkan lima medali untuk Timor-Leste, mereka pantas menerima penghargaan yang tak bertepi,” katanya.
Sementara, Wakil Menteri Pendidikan, Pemuda dan Olahraga, António Guterres, dalam kesemapatan ini mengucap syukur kepada ke-13 atlet yang telah bekerja keras di ajang kompetisi olahraga SEA Games 2021.
Disebutkan, ada 38 atlet TL yang berpartisipasi dalam SEA Games, di antaranya 25 atlet di cabang olahraga sepak bola dan 13 lainnya di Taekwondo, Tinju, Renang, Karate, Angkat Berat dan Atlet Lari.
Di SEA Games 2021 di Vietnam ini, Timor-Leste berhasil meraih lima medali yang terdiri dari tiga medali perak dan dua medali perunggu. Atlet lari, Felisberto de Deus meraih dua medali perak dalam ajang lari marathon 5 km dan 10 km, atlet tinju Delio Anzaqeci Mouzinho sumbang satu medali perak setelah kalah dengan petinju professional dari Filipina, petinju José B. Q. da Silva merogoh satu medali perunggu dan Atlet Taekwondo Wanita Santina A. de S. Fernandes meraup satu medali perunggu.
Usai melakukan konferensi pers, ke-empat atlet yang meraih medali bersama kontingen Timor-Leste lainnya, disediakan bus khusus mengantar mereka ke Gedung Olahraga yang pada zaman kepundudukan Indonesia disebut sebagai Gedung Matahari Terbit (GMT).
Di sanalah matahari akan terbit, tetapi secara resmi, Pemerintah Timor-Leste akan memberikan acara penyambutan dan penghargaan kepada para pejuang Timor-Leste di SEA Games 2021 ini pada 27 mei 2022.
Selamat kepada para pejuang Timor-Leste yang telah mengharumkan nama bangsa yang telah mengibarkan bendera RDTL di SEA Games 2021, di Vietnam!
Reporter : Cidalia Fátima
Editór : Cancio Ximenes
