DILI, 14 desember 2021 (TATOLI) – Sekolah Penelitian Kesehatan (School of Health Research) Menzies bersama Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Kementerian Pertanian dan Perikanan (MAP), menggelar simposium bersama tentang penelitian dalam mengeksplorasi isu dan tema terkini yang berdampak pada kesehatan hewan, manusia, tumbuhan, dan lingkungan.
Tema simposium tersebut yaitu ‘Satu Kesehatan’ ini merupakan pertama kali digelas di Timor-Leste (TL) yang meliputi, Lingkungan, Zoonosis dan Resistensi Antimikroba (AMR).
Direktur Nasional Farmasi dan Obat-obatan Kemenkes, Dr. Alipio Gusmão Lopes, mengatakan bahwa Simposium ‘One Health’ sangat penting untuk berbagi informasi tentang konsekuensi tak terduga dari hubungan antara manusia, hewan, dan kesehatan lingkungan, sambil mengeksplorasi dampak penyakit yang muncul pada masyarakat dan individu.
“Jika kita menangani masalah kesehatan di TL melalui ‘One Health Approach’, dan tentunya akan mendukung kesehatan masyarakat TL. Karena itu, ‘One Health Approach’ sangat penting bagi kita untuk mengatasi ancaman kesehatan bersama seperti penyakit zoonosis, resistensi antimikroba, keamanan pangan, dan lainnya. Jadi, baik untuk kesehatan kita (manusia), hewan, dan juga lingkungan kita,” kata Dokter Alipio ketika memberi sambutan pada acara simposium di Hotel Timor, Dili, selasa ini.
Dilkatakan, Direktorat Nasional Farmasi dan Obat-obatan (DNFM) sudah menyiapkan Rencana Aksi Nasional Resistensi Antimikroba (NRA), yang akan dilaksanakan tahun depan.
“Perlu diketahui 60% dari semua penyakit manusia berasal dari hewan, termasuk babi, kerbau, ayam, dan sebagainya. Karena itu, ‘One Health Approach’ penting untuk meningkatkan koordinasi, kolaborasi dan komunikasi di antara manusia, hewan, dan lingkungan untuk mengatasi ancaman kesehatan,” jelas Alipio.
Sementara itu, Direktur Nasional Dinas Peternakan dan Kedokteran Hewan MAP, Dr. Joanita Costa Jong mengatakan sangat penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang NRA.
“MAP berkomitmen untuk bekerja sama dengan Menzies- School of Health Research dan mitra pembangunan lainnya, lembaga internasional, dan kementerian terkait untuk mengatasi ancaman kesehatan seperti penyakit zoonosis, resistensi antimikroba, dan sebagainya,” ucap Dokter Joanita.
WHO telah menyatakan bahwa NRA adalah salah satu dari sepuluh besar ancaman kesehatan masyarakat global yang dihadapi umat manusia.
“Resistensi antimikroba (NRA) adalah ancaman kesehatan dan pembangunan global. Ini membutuhkan tindakan multi-sektoral yang mendesak untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs),” tulis dalam situs web WHO.
‘One Health’ adalah pendekatan kolaboratif, multi-sektor, dan trans-disiplin yang bekerja di tingkat lokal, regional, nasional, dan global dengan tujuan mencapai hasil kesehatan yang optimal dengan mengenali interkoneksi antara manusia, hewan, tumbuhan, dan lingkungan.
Reporter : Mirandolina Barros Soares
Editor : Armandina Moniz