DILI, 14 desember 2021 (TATOLI) – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memperingatkan kepada masyarakat untuk tidak menggunakan antibiotik secara berlebihan atau tidak tepat untuk tujuan penyakit yang berbeda.
Resistensi antimikroba merupakan tantangan kesehatan masyarakat global, yang telah dipercepat oleh penggunaan antibiotik secara berlebihan di seluruh dunia.
Direktur Nasional Farmasi dan Obat-obatan Kementerian Kesehatan, Dr. Alipio Gusmão Lopes, mengatakan di Timor-Leste (TL) siapa pun bisa mendapatkan antibiotik dari apotek swasta mana pun tanpa resep dokter.
“Misalnya, banyak anggota masyarakat membeli amoxicilin dari klinik swasta tanpa resep dokter. Untuk digunakan mengobati berbagai penyakit. Jadi, jika mereka terus menggunakannya, konsekuensinya dimasa depan, mereka akan menggunakan antibiotik lain dengan dosis yang lebih tinggi untuk mengobati penyakit dan infeksi yang sama di masa depan,” kata Dokter Alipio dalam sambutannya di Hotel Timor Dili, selasa ini.
Dia mengatakan peningkatan resistensi antimikroba adalah penyebab infeksi parah, komplikasi, dan menyebabkan peningkatan kematian.
Menurutnya, penggunaan antibiotik yang sering dan tidak tepat dapat menyebabkan bakteri atau mikroba lainnya yang dapat merubah sehingga antibiotik tidak bekerja dengan baik.
“Saya meminta kepada masyarakat untuk berhenti membeli amoxicilin dan antibiotik lainnya. Saya minta sebaiknya berhenti minum obat yang merupakan saran dari tetangga, anggota keluarga, dan teman untuk membeli antibiotik apa pun. Jadi, mereka perlu temui dokter di pusat perawatan medis terdekat jika ingin minum obat antibiotik apa pun, ” tegas Alipio.
Dikatakan, peresepan antibiotik yang berlebihan adalah masalah khusus dalam perawatan primer, di mana virus paling banyak menyebabkan infeksi.
WHO mengatakan bahwa semakin banyak infeksi, seperti pneumonia, TBC, gonore, dan salmonellosis yang menjadi lebih sulit diobati karena antibiotik yang digunakan untuk mengobatinya menjadi kurang efektif.
Situs WHO menyebutkan, resistensi antibiotik menyebabkan masa rawat inap lebih lama, biaya medis lebih tinggi, dan peningkatan kematian.
Reporter : Mirandolina Barros Saores
Editor : Armandina Moniz