DILI, 19 oktober 2021 (TATOLI)— Dana Penduduk Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNFPA) dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menggelar pelatihan Paket Layanan Awal Minimum (MISP-Minimum Initial Service Package) tentang dukungan kemanusiaan selama keadaan krisis.
Perwakilan Asisten UNFPA di TL, Domingas Bernardo mengatakan, pelatihan ini bertujuan untuk mengarahkan peserta tentang MISP agar mereka mengerti tentang Kesehatan Seksual dan Reproduksi (SRH).
Dikatakan, dari pelatihan ini pun akan dijelaskan serangkaian kegiatan penting dan menyelamatkan nyawa yang diperlukan untuk menanggapi kebutuhan SRH dari populasi yang terkena dampak pada awal krisis kemanusiaan.
“Dari pelatihan ini kita ingin para mitra bisa lebih mempersiapkan diri dalam menghadapi keadaan darurat seperti harus mempersiapkan kebutuhan maternity, layanan kesehatan untuk ibu hamil. Dengan begitu, selama keadaan darurat para ibu hamil akan tetap mendapat perhatian,” ujarnya kepada wartawan di Lantai 3 Timor Plaza, Dili, Selasa ini.
Dikatakan, sebelumnya UNFPA melihat bahwa persiapan medis untuk layanan ibu hamil dan perempuan tidak maksimal. Akibatnya mereka akan mengalami kesulitan selama menghadapi kedaan darurat dan krisis lainnya.
“Kita lihat seperti banjir april lalu, perempuan sangat retan karena kebutuhannya juga banyak. Untuk itu, harus dipersiapkan. Kita juga bahas soal ambulans selama masa keadaan darurat dan yang lainnya. Kami melihat saat ini Kemenkes sudah belajar dari sebelumnya dan siap kapan saja,” ungkapnya.
UNFPA adalah lembaga terkemuka untuk sub-klaster SRH dalam respons sektor kesehatan. Selama satu dekade terakhir, UNFPA telah aktif terlibat dalam cluster kesehatan dan memimpin cluster SRH di Timor Leste.
Sementara itu, Kepala Bidang Kesehatan Anak pada Kemenkes, Agusta Amaral Lopes menjelaskan, Kemenkes bekerja sama dengan UNFPA untuk menjamin layanan kesehatan yang baik dan setara bagi semua orang, khususnya pada ibu hamil dan kaum perempuan selama menghadapi situasi kritis.
“Pelayanan yang diberikan akan dibagikan dalam beberapa paket yaitu ibu hamil, kaum perempuan dan mereka yang memiliki penyakit khusus seperti HIV/AIDS, termasuk Covid-19.
Dari pelatihan ini kita ingin meningkatkan persiapan kita dalam menghadapi krisis,” ujarnya.
Para peserta pelatihan berasal dari Kementerian Kesehatan, badan-badan PBB, lembaga swadaya masyarakat (LSM) lokal dan internasional, National Service of Medical Ambulans and Emergency (SNAEM), Marie Stopes Timor-Leste, Hamnasa – Hamutuk Nasaun Saudavel, Alola Foundation dan perwakilan dari Community Health Centers (CHCS).
Reporter : Cidalia Fátima
Editor : Armandina Moniz