NEW YORK, 20 september 2021 (TATOLI)– Sekretaris Jenderal PBB (Perserikatan Bangsa Bangsa), António Guterres menyeruhkan kepada semua pemimpin negara bahwa saatnya untuk melakukan aksi protes iklim. Jika, tidak orang-orang dari semua negara akan membayar harga tragis karena dunia berada di jalur bencana menuju pemanasan 2,7°C.
Berdasarkan laporan tertanggal 17 september 2021 dari Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC), tentang kontribusi yang ditentukan secara nasional dari semua pihak dalam Perjanjian Paris menunjukkan bahwa dunia berada di jalur bencana menuju pemanasan 2,7°C.
Ini melanggar janji yang dibuat enam tahun lalu untuk mengejar tujuan 1,5°C dari Perjanjian Paris (tentang perubahan iklim). Kegagalan untuk memenuhi tujuan ini akan diukur dengan hilangnya nyawa dan mata pencaharian secara besar-besaran.
“Ilmu pengetahuan mengatakan kita membutuhkan pengurangan emisi sebesar 45 persen pada tahun 2030 untuk mencapai netralitas karbon pada pertengahan abad ini,” kata Sekjen PBB melalui siaran pers di situs resmi WHO.
Laporan ini menyiratkan peningkatan 16 persen dalam emisi pada tahun 2030 dibandingkan dengan tahun 2010. Laporan terbaru dari Panel Antar pemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) adalah kode merah untuk kemanusiaan. Tetapi juga menjelaskan bahwa belum terlambat untuk memenuhi target 1,5°C Perjanjian Paris.
Kelompok 20 (G20) negara menyumbang 80 persen dari emisi global. Kepemimpinan mereka dibutuhkan lebih dari sebelumnya. Keputusan yang mereka ambil sekarang akan menentukan apakah janji yang dibuat di Paris ditepati atau dilanggar.
Sebelum dalam Konferensi PBB tentang Perubahan Iklim ke dua puluh enam. Semua negara harus menyerahkan kontribusi yang lebih ambisius yang ditentukan secara nasional untuk membantu menempatkan dunia pada jalur 1,5°C.
“Kita juga membutuhkan negara-negara maju untuk akhirnya memenuhi komitmen $100 miliar yang dijanjikan lebih dari satu dekade lalu untuk mendukung negara-negara berkembang. Laporan Climate Finance yang diterbitkan hari ini oleh OECD (Organization for Economic Cooperation and Development) menunjukkan bahwa tujuan ini juga belum tercapai,” katanya.
Sekjen PBB mengatakan pihaknya membutuhkan semua donor dan bank pembangunan multilateral, untuk berkomitmen menyediakan setidaknya 50 persen dari pendanaan iklim publik mereka untuk mendukung negara-negara berkembang yang rentan untuk membangun ketahanan terhadap dampak iklim yang memburuk.
“Pertarungan melawan perubahan iklim hanya akan berhasil jika semua orang bersatu untuk mempromosikan lebih banyak ambisi, lebih banyak kerja sama, dan lebih banyak kredibilitas. Tidak lagi mengabaikan ilmu pengetahuan. Tidak ada lagi mengabaikan tuntutan orang di mana-mana. Sudah waktunya bagi para pemimpin untuk berdiri dan memberikan, atau orang-orang di semua negara akan membayar harga yang tragis,” tuturnya.
Reporter : Cidalia Fátima
Editor : Armandina Moniz