iklan

HEADLINE, OÉ-CUSSE (RAEO)

World Neighbors dan mitra lokal luncurkan kampanye pemanenan air hujan

World Neighbors dan mitra lokal luncurkan kampanye pemanenan air hujan

Masyarakat warga RAEOA di desa Usitasa’e, Sub-regional Oésilo, sedang menggali lubang untuk menampung air hujan dalam acara peluncurkan kampanye pemanenan air hujan. Foto Tatoli/Abílio Elo Nini

OÉ-CUSSE, 20 November 2024 (TATOLI) – Organisasi LSM Internasional World Neighbors bersama tiga mitra LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) lokal  meluncurkan kampanye pemanenan air hujan di enam kampung, di desa Usitasa’e, Sub-regional Oésilo, RAEOA (Daerah Administratif Khusus Oé-Cusse Ambeno).

Tiga mitra LSM lokal yang terlibat dalam kampanye pemanenan air hujan tersebut adalah, Sentru Edukasaun Sívika Enklave Oé-Cusse (CECEO), Asosiasi Pembangunan Kapasitas Pertanian dan Ekonomi ( AHCAE) dan Binibu Faef Nome (BIFANO).

Manajer  World Neighbors, Cornelio Ase, menjelaskan program yang dilaksanakan di enam kampung di Sub-regional Oésilo diimplementasikan di kampung Nibin, desa Usitaqueno. Sementara di desa   Usitasa’e diimplementasikan di kampung Buqui dan Pune.

Selain itu, dikatakan di Sub-regional Nítibe akan diimplementasikan di kampung Kuatenes, desa Lela-Ufe. Sementara, di  Sub-regional Pante Makasar dilaksanakan di kampung Maquelab dan Hauboni di desa  Taiboco dengan total penerima manfaat  berjumlah 10 ribu orang lebih.

Manajer World Neighbors, Cornelio Ase. Foto Tatoli/Abílio Elo Nini 

“Kegiatan ini merupakan bagian dari program ReDi+ yang bertujuan untuk pemanenan air hujan, menyimpan, dan merembeskan air hujan ke dalam tanah untuk mengisi ulang sumber air tanah, sehingga dapat menyediakan air bagi masyarakat untuk jangka waktu yang lama,” kata Cornelio Ase saat acara peluncuran.

Dikatakan,  melalui peluncuran ini para petani di enam kampung akan menyiapkan lubang untuk menampung air hujan sebanyak 6000 lubang. Dimana, setiap kampung  menggali 1000 lubang. Karena, sekarang musim hujan maka kita harus membuat kebijakan bagaimana pemanenan air hujan tersebut agar tidak mengalir ke sungai dan laut,“ katanya.

Sementara berdasarkan pantauan World Neighbors di lapangan, faktanya menunjukkan bahwa masyarakat yang berada di wilayah pedesaan akan menghadapi permasalahan kekurangan air bersih dari sumur yang ada baik untuk kebutuhan rumah tangga maupun pertanian.

Sementara, Direktur Regional Pertanian Oé-Cusse, Amaro Efi menilai kebijakan ini untuk merespons terhadap perubahan iklim ketika El-nino dan La-nino terjadi karena perlu dilakukan konservasi sumber air.

“Kami bersyukur karena melalui kebijakan mitra ini adalah bagian dari penyimpanan air di musim kemarau untuk menopang mata air yang terancam kering dan juga mengurangi sedimentasi sehingga Otoritas RAEOA akan mendukung secara teknis,” katanya.

Dilain pihak, Paulino Ulan Colo selaku Ketua Kelompok di kampung Buqui, mengungkapkan di kampungnya ada lima kelompok yang beranggotakan sekitar 300 orang dan akan melaksanakan kebijakan menggali lubang untuk menyiapkan 1000 lubang untuk menampung air hujan.

“Program ini sukses besar karena sebelumnya sumur kami hanya ada di Oél-Aijaob dan Oéliso, namun setelah program ini diperkenalkan beberapa tahun terakhir, kami telah menghidupkan kembali salah satu dari dua sumur kami di Oélatimo dan satu di Oélpaoktob. Kedua perairan tersebut kini menjadi sumber air bersih dan dikonsumsi masyarakat,” paparnya.

Sementara itu, dalam pelaksanaan program ini, World Neighbours mendapat pendanaan dari Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID).

Dilain pihak, kegiatan ini dilaksanakan mulai november (Minggu ke-III) dan akan berakhir pada desember 2024. Jadwal pelaksanaan akan disiapkan oleh masing-masing kampung sesuai dengan jangka waktu pelaksanaan.

Setelah selesai kegiatan pemanenan air hujan di masing-masing kampung, World Neighbours  akan memberikan apresiasi berupa uang bagi masyarakat yang terlibat. Setiap kampung akan menerima $1.000 setelah mencapai target. Kegiatannya yakni pembuatan lubang sebanyak 1.250 unit. Pembayaran  akan dilakukan oleh Komisi Penanggulangan Bencana Daerah (KJDS) dengan didampingi mitra pendamping.

Sementara, World Neighbours dan mitra lokal akan melibatkan anggota Komisi Penanggulangan Bencana Daerah (KJDS) tingkat desa dan tokoh masyarakat serta para petani terlatih untuk mendorong terlaksananya kegiatan tersebut. Dimana, sekitar 70% dari total jumlah rumah tangga di setiap kampung. Kegiatan ini akan diikuti oleh kaum laki-laki dan perempuan dengan perbandingan 60% laki-laki dan 40% perempuan.

Reporter : Abílio Elo Nini

Editor      : Armandina Moniz

iklan
iklan

Leave a Reply

iklan
error: Content is protected !!