DILi, 29 juli 2024 (TATOLI)— Dokter Umum pada Departamen Penyakit Dalam di HNGV (Rumah Sakit Nasional Guido Valadares) , Dioneia Benevides Monteiro membeberkan bahwa, penderita penyakit Hepatitis B paling tinggi tercatat di Rumah Sakit Nasional HNGV dibandingkan dengan penderita penyakit Hepatitis A, C, D, dan E.
Hal tersebut diungkapkan Dokter Dioneia Benevides Monteiro kepada Tatoli, melalui programa Entrevista Eskluziva di kantor studio Tatoli, senin (29/07), berkaitan dengan peringatan Hari Hepatitis Sedunia yang digelar setiap tahun pada 28 juli.
“Hingga saat ini, untuk jumlah terkini penderita Hepatitis, masih dalam proses pendataan. Karena, pengobatan obat antiviral (Golongan obat untuk menangani penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus) dilaksanakan pada 2017. Dan, ini juga hanya pada pasien yang secara rutin minum obat dan melakukan pengobatan. Sehingga belum diketahui kepastiannya jumlah total penderita Hepatitis. Tetapi, sekitar 150 hingga 170 pasien penderita yang secara rutin minum obat antiviral tersebut,” kata Dokter Dioneia.
Dijelaskan, penyakit Hepatitis B, terinfeksi melalui hubungan seks yang tidak aman, serta penularan dari ibu ke anak saat melahirkan, jarum suntik yang tidak steril dan juga bagi mereka yang menggunakan obat terlarang melalui jarum suntik yang tidak steril dan lainnya.
“Penyakit Hepatitis B menurut kami lebih banyak tercatat di Rumah Sakit. Jadi, Pemerintah melalui kementerian terkait harus melihat masalah tersebut,” ujarnya.
Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), menyerukan negara-negara di Kawasan Asia Tenggara untuk segera meningkatkan upaya dalam menyediakan akses universal terhadap pencegahan, vaksinasi, diagnosis, dan pengobatan virus hepatitis B dan C. Meskipun dapat dicegah dan diobati, infeksi kronis dari penyakit ini sering kali menyebabkan penyakit serius dan kematian akibat kanker hati, sirosis, dan masalah hati.
Saat ini, kanker hati merupakan penyebab kematian akibat kanker nomor empat di Kawasan Asia Tengara, dan penyebab kematian akibat kanker terbanyak kedua di kalangan pria. Hampir 75% sirosis hati disebabkan oleh infeksi hepatitis B dan C.
Pada tahun 2022, terdapat 70,5 juta orang yang hidup dengan virus hepatitis B dan C di wilayah Kawasan Asia Tengara. Pengujian dan pengobatan dini dapat menyembuhkan Hepatitis C dan mencegah Hepatitis B yang menyebabkan sirosis hati dan kanker, serta dapat membantu membalikkan prediksi bahwa angka kanker hati di Kawasan Asia Tenggara akan berlipat ganda pada tahun 2050 menjadi lebih dari 200.000 kematian setiap tahunnya.
“Kami memiliki pengetahuan dan materi untuk mencegah, mendiagnosis, dan mengobati virus Hepatitis, namun penderita Hepatitis B dan C kronis masih menunggu untuk mengakses layanan yang mereka butuhkan. Kita perlu mempercepat upaya untuk memberikan layanan yang adil lebih dekat kepada masyarakat, di tingkat layanan kesehatan primer,” kata Saima Wazed, Direktur Regional WHO Asia Tenggara melalui siaran pers yang diaskes oleh Tatoli terkait peringatan Hari Hepatitis Sedunia.
Dikutip dari laman resmi WHO, Hari Hepatitis Sedunia atau World Hepatitis Day diperingati setiap tanggal 28 Juli. Hari tersebut ditetapkan tepat pada hari ulang tahun dari penemu virus hepatitis B yaitu, Profesor Baruch Samuel Blumberg.
Tujuan dari penetapan World Hepatitis Day adalah untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat dunia tentang virus hepatitis dengan berbagai penyebab dan dampaknya. Peringatan ini menjadi kesempatan dalam mendorong adanya kepedulian serta partisipasi aktif dalam menangani virus ini secara global.
Dalam laman HaloDoc yang dikutip Tatoli, berikut gejala Hepatitis B yang perlu diperhatikan yaitu :
- Lemas
- Mual, muntah, dan tidak nafsu makan
- Nyeri otot dan persendian
- Demam yang tidak terlalu tinggi
- Rasa tidak nyaman di area sekitar hati
- Penyakit kuning pada mata atau jaundice yang hilang timbul secara bergantian
- Perut membuncit berisi cairan dan bengkak di kaki
- Jika kondisi memburuk, kadang disertai sesak dan penurunan kesadaran
Reporter : Mirandolina Barros Soares
Editor : Armandina Moniz