iklan

POLITIK, INTERNASIONAL, KEADILAN, HEADLINE, PERTAHANAN

Horta soroti masalah perdamaian pada konferensi Shangri-La ke-20 di Singapura

Horta soroti masalah perdamaian pada konferensi Shangri-La ke-20 di Singapura

Presiden Republik, José Ramos Horta berbicara dalam pertemuan Konferensi tahunan Shangri-La Dialogue ke-20 di Singapura.Foto spesial

DILI, 05 juni 2023 (TATOLI)—Presiden Republik, José Ramos Horta menyoroti masalah perdamaian dalam pertemuan Konferensi tahunan Shangri-La Dialogue ke-20 di Singapura, berkaitan dengan konflik perang saudara di Myanmar yang saat ini masih terus berlanjut.

Konferensi tahunan Shangri-La Dialogue di Singapura yang diselenggarakan oleh International Institute for Strategic Studies (IISS) dibuka pada jumat (02/06/2023) dan akan berlangsung hingga  minggu (04/06). Konferensi ini fokus pada masalah pertahanan dan keamanan dan tahun ini diikuti oleh 41 negara.

Presiden Horta sebagai salah satu pembicara menyoroti masalah perdamaian di dunia khususnya  berkaitan dengan konflik perang saudara di Myanmar yang saat ini menjadi banyak perhatian di dunia internasional.

Presiden Republik, José Ramos Horta berpartisipasi dalam pertemuan Konferensi tahunan Shangri-La Dialogue ke-20 di Singapura.Foto spesial

Berita terkait : MNEK minta militer Myanmar ijinkan dialog terbuka

“Pesan dari rakyat Timor-Leste di situasi dunia, dan wilayah, yang saat ini menjadi banyak perhatian, dan sangat berbahaya. Tragedi Myanmar merupakan situasi paling sullit di dunia. Timor-Leste tetap menjadi negara yang berdemokrasi, dengan memberikan contoh sebagai negara perdamaian. Dimana sebagai lilin yang memberikan terang bagi negara yang paling banyak terjadi konflik,” kata Horta kepada wartawan  saat tiba kembali di tanah air, di Bandara Internasional Nicolau Lobato, Comoro, Dili, senin ini, dari kunjungan kenegaraan ke Korea Selatan dan Singapura.

Menurut Kepala Negara, konferensi tersebut dihadiri  para Menteri Pertahanan dari berbagai negara.

“Sebelumnya saya telah berpartisipasi dalam konferens Shangri-La dan ini merupakan yang kedua kalinya.  Namun, saya dulu diundang sebagai Menteri Luar Negeri dan Kerjasama dan sekarang sebagai Presiden Republik,” jelasnya.

Horta mengungkapkan, kehadirannya dalam konferens Shangri-La sangat diterima dengan baik oleh perwakilan dari setiap negara.

Dialog konferensi Shangri-La tahunan ini digelar di tengah berbagai krisis dan ketegangan, termasuk perang di Ukraina dan implikasi regionalnya serta dukungan Cina untuk Rusia. Tema lain yang dibahas adalah konflik yang sedang berlangsung di Myanmar dan meningkatnya ketegangan antara China dan Amerika Serikat, terutama sengketa soal Taiwan yang diklaim China sebagai wilayah teritorialnya.

Berita terkait : UNICEF kutuk keras laporan pembunuhan empat anak di Myanmar

Reporter : Mirandolina Barros Soares

Editor     : Armandina Moniz

 

 

iklan
iklan

Leave a Reply

iklan
error: Content is protected !!