DILI, 3 november 2021 (TATOLI) –Parlemen Nasional (PN) dengan suara bulat menyetujui “votos de pesar” (suara dukacita) atas wafatnya Uskup Diosis Baucau, Dom Basílio do Nascimento dan wartawan pejuang, Max Stahl. Suara “votos de pesar” diberikan sebagai penghormatan terakhir dan pengakuan atas kontribusi mereka untuk perjuangan kemerdekaan Timor-Leste (TL).
“Hasil pemungutan suara menunjukan 56 suara mendukung dan tidak ada suara yang menentang dan abstain,” kata Ketua Parlamen Nasional, Aniceto Guterres, dalam sidang paripurna, di PN, Dili, rabu ini.
Berita terkait : Uskup Basílio tutup usia, umat katolik TL bersedih
“Dengan demikian, “votos de pesar” dengan No. 29 atas kematian Max Stahl dan No. 30/V atas wafatnya Uskup Dom Basílio disetujui,’’ kata Ketua Parlamen Nasional, Aniceto dalam sidang pleno.
“Votos de pesar” untuk Max Stahl diajukan anggota Parlamen Cornelio Gama ‘L7’, António Verdial, António da Conceção ‘Kalohan’, David Dias Ximenes ‘Mandati’ dan Duarte Nunes.
Sementara itu, “Votos de pesar” untuk Uskup Basílio do Nacimento diajukan anggota Parlamen, Patrocinio Fernandes, David Dias Ximenes ‘Mandati’, António de Sa Benevides, Franscisco David, Olinda Guterres dan Cornleio Gama ‘L-7’.
Dilain pihak, Anggota Parlamen dari Fraksi Fretelin, Marito Mota, mengatakan negara perlu memikirkan untuk mendirikan monumen dengan nama Max Stahl. Karena, kontribusi seorang Max Stahl melalui dokumentasi 12 november 1991 yang diterbitkan pertama di Jepang, membuat semua orang percaya akan insiden Dili tersebut.
Berita terkait : Max Stahl wafat, Pemerintah TL sampaikan belasungkawa
Christopher Wenner, lebih dikenal sebagai Max Stahl, lahir pada 6 Desember 1954 di Inggris, dan meninggal dunia di Brisbane, Australia pada 28 oktober 2021.
Sementara itu, Uskup Basílio do Nascimento, meninggal dunia dalam usia 71 tahun. Ia menghembuskan nafas terakhir di Rumah Sakit Nasional Guido Valadares (HNGV), Dili akibat serangan jantung.
Uskup Basílio do Nascimento lahir di Suai, 14 juni 1950 dan meninggal dunia pada 30 oktober 2021.
Reporter: Afonso do Rosário
Editor : Maria Auxiliadora (penerjemah: Armandina Moniz)