DILI, 05 juli 2021 (TATOLI)— Organisasi Kesehatan Dunia (bahasa Inggris: World Health Organization– WHO) mencatat sampai tahun 2020, kurang lebih 45 juta anak-anak dibawah umur 5 tahun di dunia, dan di Timor Leste (TL) angka malnutrisi mencapai 8,6%.
Wakil Menteri Kesehatan (Kemenkes ) Bonifácio Mau Coli dos Reis mengungkapkan hal itu kepada wartawan di Palacio das Cinzas, Kaikoli, Dili, senin ini.
Menurutnya, berdasarkan data yang dikumpulkan peneliti pangan dan nutrisi, bahwa tahun 2020 di TL maioritas anak-anak pertumbuhannya tidak ideal. Buktinya, malnutirisi di TL mencapai angka 8.6 %. Dari prosentase tersebut 1.5 % dalam kondisi parah dan 7.1 kondisi sedang.
“ Malnutrisi sudah menjadi masalah Negara. Khususnya pada asupan gizi, karena banyak masyarakat tidak memperhatikan masalah gizi pada anak, yang berdampak pada pertumbuhan anak,” kata Bonifácio.
Pada maret 2020, lembaga-lembaga internasional yang bernaung dibawah Persatuan Bangsa Bangsa (PBB), seperti UNHCR, FAO, UNICEF, WFP dan WHO memberi informasi global agar PBB melakukan perencanaan tindakan global (GAP) dengan tujuan untuk melakukan pencegahan kekurangan gizi bagi anak-anak. Dengan demikian dapat memproses pencegahan dan pengobatan untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan (ODS), yang mana menjadi target resolusi majelis umum WHO.
Sementara itu, Filipe da Costa, selaku Wakil Ketua Country Coordination Mechanis (CCM-TL) menyebutkan saat ini terdapat 8,6% mengalami kurang gizi. Karena itu, Kemenkes ingin mengurangi hingga 3% di tahun 2030.
Lebih lanjut dia menjelaskan, jika anak –anak yang berat badannya tidak ideal maka akan mempengaruhi pertumbuhan otak. Hal ini menjadi persoalan Kemenkes dan untuk mencegahnya dilakukan rapat dengan dihadirkan perwakilan PBB.
Ia juga meminta kepada Kementerian yang terlibat untuk bekerja sama dalam mengatasi masalah tersebut.
Reporter : Mirandolina Barros Saores
Editor : Armandina Moniz