iklan

INTERNASIONAL, HEADLINE

Presiden Horta anugerahi penghargaan ‘Colar Ordem de TL’ pada Monsinyur Sprizzi

Presiden Horta anugerahi penghargaan ‘Colar Ordem de TL’ pada Monsinyur Sprizzi

Presiden Republik, José Ramos Horta menganugerahi penghargaan medali ‘Colar Ordem de Timor-Leste’ kepada Nunsius Apostolik Vatikan di Timor-Leste, Monsinyur Marco Sprizzi, di Istana Kepresidenan, jumat (28/02). Foto Media Kepresidenan

DILI, 28 Februari 2025 (TATOLI)— Presiden Republik, José Ramos Horta menganugerahi penghargaan medali ‘Colar Ordem de Timor-Leste’ kepada Nunsius Apostolik Vatikan di Timor-Leste, Monsinyur Marco Sprizzi, yang digelar di Istana Kepresidenan, jumat (28/02).

“Monsinyur Sprizzi bukan hanya seorang perwakilan diplomatik, tetapi juga merupakan seorang sahabat sejati bagi rakyat Timor-Leste,” kata Presiden Horta dalam pidatonya di Istana Kepresidenan.

Dikatakan, upaya beliau yang tidak kenal lelah untuk memperkuat hubungan bilateral antara Timor-Leste dan Takhta Suci, serta jasa-jasa yang telah beliau berikan untuk memberi manfaat bagi warga negara Timor-Leste selama menjadi seorang diplomat telah sangat berharga bagi Timor- Leste.

Berita terkait : Masa jabatan diplomatik di TL berakhir, Monsinyur Sprizzi pamit ke Presiden Horta

Presiden Horta mengatakan, melalui kepemimpinan Monsinyur Sprizzi, Timor-Leste telah membuat sejarah di peta global dengan kunjungan apostolik bersejarah Paus Fransiskus ke Timor-Leste, serta warisan pelayanan, transparansi, dan dedikasi  Monsinyur Sprizzi akan tetap ada selamanya.

“Sebagai bentuk pengakuan atas misi tak kenal lelahnya, Negara memberikan penghormatan tertinggi atas kontribusinya yang luar biasa,” ujar Kepala Negara.

Karier diplomatik Monsinyur Sprizzi yang terhormat telah berlangsung lebih dari dua dekade melayani Takhta Suci di Brasil, Amerika Serikat, India, Nepal, Korea, Mongolia, Malaysia, dan terakhir sebagai Kuasa Usaha Tetap di Timor-Leste sejak Januari 2019.

Selama masa jabatannya enam tahun di Timor-Leste, Monsinyur Sprizzi telah bekerja secara efektif dan efisien untuk melaksanakan mandatnya. Perjanjian tersebut ditandatangani antara Timor-Leste dan Takhta Suci pada tahun 2015.

Pencapaian utamanya meliputi, pengamanan  visa jangka panjang bagi para misionaris yang berpuncak pada persetujuan undang-undang khusus yang memberikan izin tinggal lima tahun bagi para misioner keagamaan, membangun transparansi dan akuntabilitas dalam kontribusi tahunan negara kepada Gereja dengan pelaporan keuangan yang komprehensif, dengan memastikan pengakuan hukum atas kepribadian hukum keuskupan, paroki, dan kongregasi religius di Timor-Leste.

Selain itu, menerapkan sistem pencatatan perkawinan Katolik pada instansi sipil, mendukung pendirian Universitas Katolik Timor-Leste, membentuk pengadilan gerejawi  serta menentukan pengangkatan Uskup Baucau yang baru.

Berita terkait : Akhiri masa jabatannya, Monsinyur Sprizzi : Ini enam tahun yang luar biasa di TL

Begitu juga, dalam mendistribusikan sekitar $12 juta untuk proyek-proyek yang menguntungkan rakyat Timor-Leste, dan  memimpin pembangunan gedung Nunsius Apostolik baru di Dili, mengkoordinasikan kunjungan apostolik bersejarah pertama Paus Fransiskus ke Timor-Leste pada bulan September 2024 yang membawa Timor-Leste ke perhatian global.

Penghargaan medali ‘Colar Ordem de Timor-Leste’ merupakan penghargaan tertinggi negara ini, dianugerahkan kepada Monsinyur Sprizzi sebagai pengakuan atas kontribusinya yang luar biasa dalam memperkuat hubungan diplomatik antara Timor-Leste dan Takhta Suci, dan upaya kemanusiaannya yang signifikan yang telah memberi manfaat bagi banyak warga negara Timor-Leste.

Hubungan antara Timor-Leste dan Takhta Suci telah sangat kuat sejak sebelum kemerdekaan, dimulai dengan kunjungan bersejarah Paus Yohanes Paulus II pada tahun 1989. Setelah kemerdekaan, Takhta Suci menjalin hubungan diplomatik dengan Timor-Leste, yang berpuncak pada penandatanganan Konkordat pada tahun 2015.

Ditempat yang sama, Monsinyur Sprizzi mengungkapkan terima kasihnya mendalam. “Setelah enam tahun, saya akan meninggalkan Timor-Leste dengan perasaan yang sangat bangga. Saya menerima lebih dari yang dapat saya berikan, terutama dalam hal kemanusiaan dan hubungan pribadi,” katanya.

Dikatakan, kebaikan, senyuman, dan contoh luar biasa dari warga Timor- Leste dalam hal rekonsiliasi, identitas, dan martabat orang Timor sangat menyentuh dirinya. “Jadi, saya akan membawa rasa representasi dari suatu bangsa dan negara yang saya cintai. Persatuan rakyat Timor-Leste adalah satu-satunya hal yang akan selalu saya bagikan kepada orang lain yang saya temui, dan dengan bangga saya memuji Timor-Leste,” ujarnya.

Monsinyur Sprizzi akan meninggalkan Timor-Leste pada tanggal 8 Maret 2025, untuk menduduki jabatan barunya sebagai Ketua Kantor Perburuhan Takhta Suci. Presiden Otoritas Perburuhan Takhta Suci yang berarti sebagai Menteri Perburuhan.

Reporter : Mirandolina Barros Soares

Editor     : Armandina Moniz

iklan
iklan

Leave a Reply

iklan
error: Content is protected !!