iklan

INTERNASIONAL, HEADLINE

Presiden Horta sampaikan pidato di KTT Penghargaan Zayed untuk Persaudaraan Manusia

Presiden Horta sampaikan pidato di KTT Penghargaan Zayed untuk Persaudaraan Manusia

Presiden dan Peraih Nobel Perdamaian Jose Ramos Horta, menyampaikan pidato utama pada pembukaan Zayed Prize for Human Fraternity Summit di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab. Foto Media Kepresidenan

DILI, 05 februari 2025 (TATOLI)— Presiden Republilk dan Pemenang Nobel Perdamaian, Jose Ramos-Horta menyampaikan pidato utama pada pembukaan Zayed Prize for Human Fraternity Summit atau Penghargaan Zayed untuk KTT (Konferensi Tingkat Tinggi) Persaudaraan Manusia di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA).

Zayed Award for Human Fraternity 2025 atau Penghargaan Zayed untuk Persaudaraan Manusia adalah penghargaan internasional independen tahunan yang memberikan penghargaan kepada individu dan entitas yang memimpin dengan memberi teladan, bekerja tanpa pamrih untuk menjembatani kesenjangan dan menciptakan hubungan antarmanusia yang bermakna, sering kali dengan pengorbanan pribadi yang besar.

Dalam pidatonya, Presiden Horta menekankan pentingnya Dokumen Persaudaraan Manusia, yang ditandatangani pada tahun 2019 oleh Paus Fransiskus dan Imam Besar Al-Azhar, Ahmed Al-Tayeb. Kepala Negara  menyoroti tiga inisiatif global yang terinspirasi oleh dokumen tersebut yaitu, Hari Persaudaraan Manusia Internasional, Penghargaan Zayed, dan integrasinya ke dalam program pendidikan di seluruh dunia.

Berita terkait : PN setujui adopsi dokumen ‘Fraternidade Humana em prol da Paz Mundial e da Convivência Comum’

“UEA benar-benar merupakan pusat persaudaraan manusia, dan karena alasan ini, UEA menjadi tempat lahirnya Dokumen Persaudaraan Manusia yang bersejarah yang dibuat dan diluncurkan oleh dua tokoh agama paling dihormati di dunia yaitu Yang Mulia Paus Fransiskus dan Yang Mulia Imam Besar Al-Azhar, Ahmed Al-Tayeb,” kata Presiden Republik dalam pidatonya.

Melalui siaran pers yang diakses Tatoli, acara penghargaan tersebut digelar di Abu Dhabi, pada senin (03/01/2025). Acara tersebut  diselenggarakan dengan mempertemukan para pemimpin global dan pendukung perdamaian.

“Sebagai Presiden, saya telah bekerja sama dengan otoritas pendidikan, hierarki Gereja, dan pemimpin agama lainnya untuk memastikan bahwa ajaran dan nilai-nilai dokumen ini diadaptasi ke dalam kurikulum sekolah nasional kita. Prinsip-prinsip yang diabadikan dalam Dokumen Persaudaraan Manusia secara alami selaras dengan nilai-nilai dasar Konstitusi kita. Ini memperkuat identitas kita sebagai bangsa yang menghargai koeksistensi, saling menghormati, harmoni, dan perdamaian,” jelas Presiden Horta.

Menjelang Hari Persaudaraan Manusia Internasional, Kepala Negaa menekankan bahwa persaudaraan manusia merupakan misi bersama bagi seluruh umat manusia.

KTT tersebut memberikan penghargaan kepada tiga pemenang terhormat Penghargaan Zayed 2025: Perdana Menteri Barbados Mia Amor Mottley atas advokasi iklimnya, World Central Kitchen (WCK) untuk bantuan kemanusiaan, dan inovator berusia 15 tahun Heman Bekele atas kontribusinya dalam inovasi perawatan kesehatan.

“Di Timor-Leste, keberhasilan terbesar kami adalah rekonsiliasi nasional, yang dipimpin oleh pemimpin nasional, Kay Rala Xanana Gusmão. Kami mengatasi konflik selama puluhan tahun tanpa menyerah pada kebencian dan balas dendam. Saat ini, Timor-Leste tetap menjadi contoh cemerlang demokrasi dan toleransi beragama yang dinamis. Pada tahun 2024, kami kembali diakui sebagai negara paling demokratis di Asia dalam Indeks Demokrasi The Economist dan laporan Freedom House,” ujar Kepala Negara.

Berita terkait : Hari Persaudaraan Manusia Sedunia, Horta : sesama manusia harus saling merangkul

Pidato Presiden Horta juga menggarisbawahi komitmen Timor-Leste terhadap nilai-nilai demokrasi dan hidup berdampingan secara damai sambil mengakui tantangan global yang sedang berlangsung dan perlunya reformasi tata kelola global. Ia mengakhiri pidatonya dengan menyerukan penguatan upaya perdamaian dan dialog, serta menekankan bahwa persaudaraan manusia tetap menjadi keharusan moral bagi semua orang dan bangsa.

Para Pemenang Nobel Perdamaian Bahas Potensi KTT 2026 di Abu Dhabi

Presiden Republik, Ramos-Horta juga bertemu dengan Ekaterina Zagladina, Presiden Sekretariat Tetap KTT Dunia Pemenang Nobel Perdamaian, dengan melakukan rapat kerja. Pertemuan juga dihadiri Duta Besar Sonia Neto. Pertemuan dilakukan  di sela-sela KTT Zayed Prize untuk Persaudaraan Kemanusiaan.

Dua peraih Nobel Perdamaian membahas kemungkinan penyelenggaraan pertemuan peraih Nobel Perdamaian pada tahun 2026. KTT yang diusulkan akan berfokus pada tema-tema seperti “Kemajuan dalam Pembangunan Manusia” atau “Etika dalam Peradaban Modern.”

Dalam pertemuan itu, Presiden Sekretariat Tetap KTT Dunia Pemenang Nobel Perdamaian Zagladina berkomitmen untuk mengembangkan proposal formal berdasarkan diskusi mereka untuk pertimbangan di masa mendatang.

Pertemuan informal tersebut mencerminkan upaya berkelanjutan untuk mempertemukan para peraih Nobel Perdamaian guna mengatasi tantangan global.

Presiden Horta dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 1996, dan terus terlibat aktif dalam inisiatif internasional untuk perdamaian dan pembangunan.

Reporter : Mirandolina Barros Soares

Editor     : Armandina Moniz

iklan
iklan

Leave a Reply

iklan
error: Content is protected !!