DILI, 15 januari 2025 (TATOLI)— Sekretaris Negara urusan Pelatihan Professional dan Ketenagakerjaan (SEFOPE -tetun), Rogéiro de Araújo Mendonça menegaskan persiapan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU -inggris) antara Selandia Baru dan Timor-Leste baru telah mencapai 75%.
“Mobilitas tenaga kerja ke Selandia Baru saat ini baru telah mencapai 75%, pada febaruari ini pihak Pemerintah Selandia Baru akan ke Timor-Leste dan sebaliknya dari SEFOPE mewakili Timor-Leste juga akan berkunjung kesana sehingga kita segera memamasuki persiapan MoU,” ungkap Sekretaris Negara, Rogéiro dalam acara Pertemuan Sebelum Keberangkatan (Pre Departure Meeting) bersama tenaga kerja di Timor Lodge, yang diadakan di Comoro, rabu ini.
Ia mengakui nantinya diterapkan di Timor-Leste akan tergolong mudah karena mengikuti proses PALM Scheme (Pacific Australia Labor Mobility) dimana dari pihak Australia melalui DFAT (Departemen Luar Negeri Australia) juga mendukung Timor-Leste dalam mempersiapkan kondisi yang diperlukan.
Berita terkait : Timor-Leste akan bahas mobilitas tenaga kerja dengan Selandia Baru
Disebutkan Selandia Baru memilih Timor-Leste sebagai salah satu negara penyedia tenaga kerja karena dilihat dari pengalaman negara-negara lain seperti Australia, Korea Selatan dan lainnya yang menunjukan tenaga kerja Timor-Leste sangat pandai dan bisa bekerja dalam keadaan apapun.
“Jadi untuk Asia Pasifik termasuk Timor-Leste pada 2024 ada 27.000 dan kita harap pada tahun ini angka ini bisa dinaikkan. Selain itu mereka memprioritaskan Timor-Leste karena melihat banyak orang Timor bekerja di Australia, Inggris, Kanada dan lainnya menunjukan sikap baik dan rajin sehingga memberikan keuntungan bagi perusahaan pemberi kontrak,” tegasnya.
Program Mobilitas Tenaga Kerja utama di Selandia Baru saat ini dikenal Skema Recognised Seasonal Employer (RSE) yang sudah dimulai pada tahun 2007, skema RSE telah memungkinkan pengusaha di sektor hortikultura dan perkebunan anggur untuk merekrut sejumlah pekerja musiman yang dibatasi setiap tahun dari negara-negara Pasifik yang memenuhi syarat untuk menanam, memelihara, memanen, atau mengemas tanaman.
Skema RSE telah menjadi faktor utama dalam memperluas industri hortikultura dan perkebunan anggur kita serta memaksimalkan ekspor industri ini. Pekerja RSE Pasifik di Selandia Baru mengirimkan penghasilan, yang menguntungkan komunitas mereka.
Negara-negara Pasifik yang memenuhi syarat untuk perekrutan berdasarkan skema RSE adalah: Fiji, Kiribati, Nauru, Papua Nugini, Samoa, Kepulauan Solomon, Tonga, Tuvalu, dan Vanuatu. Skema RSE juga memungkinkan perekrutan dari negara-negara Asia Tenggara yang berpartisipasi secara historis dalam keadaan luar biasa dengan persetujuan Kementerian Bisnis, Inovasi, dan Ketenagakerjaan (MBIE -ingris).
Berita terkait : Peluang kerja di Selandia Baru, SEFOPE siap koordinasikan penerapan program
Batas jumlah pekerja RSE meningkat 500 tempat menjadi 19.500 untuk musim 2023/24. Mulai 01 oktober 2023, upah RSE diindeks ke upah minimum ditambah 10 persen, yang berarti upah minimum untuk pekerja RSE adalah $24,97 (Dollar Selandia Baru) per jam dan akan meningkat setiap kali upah minimum Selandia Baru meningkat di masa mendatang.
Reporter : Cidalia Fátima
Editor : Armandina Moniz