DILI, 24 september 2024 (TATOLI)— Sekretariat Negara urusan Pelatihan Professional dan Ketenagakerjaan (SEFOPE -tetum) siap mengoordinasikan penerapan program pengiriman tenaga kerja Timor-Leste ke Selandia Baru.
Sekretaris Negara urusan Pelatihan Professional dan Ketenagakerjaan, Rogério Araújo Mendonça menginformasikan SEFOPE telah mendengarkan penjelasan dari Duta Besar Timor-Leste untuk Selandia Baru, Idelta Maria Rodrigues yang menyampaikan keinginan pemerintah Selandia Baru untuk menerapkan program pengiriman tenaga kerja Timor-Leste (TL) ke negara tersebut.
“Ini prosesnya sudah sangat baik karena pihak Kedubes yang mencari kita untuk membahas program G to G (Government to Government). Jadi, kita sudah mengirim tenaga kerja ke Australia, standar kedua negara sama, jadi akan sama dan ini akan sangat gampang,” ungkap Sekretaris Negara di dalam sebuah acara peluncuran survei migrasi tenaga kerja di Hotel Novo Turismo, selasa ini.
Berita terkait : Dubes Idelta : Selandia Baru ingin terapkan program pengiriman tenaga kerja TL
Rogério Araújo Mendonça menginformasikan pada oktober mendatang, SEFOPE akan bertemu dengan tim Unit Labour dari Selandia Baru untuk membahas penerapan program pengiriman tenaga kerja sebelum dilakukan penandatanganan MoU (Nota Kesepahaman) antara kedua negara.
Duta Besar Timor-Leste untuk Selandia Baru, Idelta Maria Rodrigues sebelumnya menegaskan, sampai saat ini belum ada kesepakatan antara kedua negara karena baru menerima permintaan dari Selandia Baru sehingga dibutuhkan diskusi lanjutan dengan kementerian terkait guna merancang kerangka aturan kesepakatan.
Dubes Idelta yakin kesepakatan ini dapat terlaksanakan dengan baik karena melihat dari pengalaman Timor-Leste yang saat ini aktif mengirim tenaga kerja ke Australia, Korea Selatan dan Internship ke Jepang.
Selandia Baru berkomitmen untuk mendukung ketahanan ekonomi dan sosial di kawasan Pasifik melalui mobilitas tenaga kerja. Melalui pekerjaan sementara di Selandia Baru, pekerja Pasifik dapat memperoleh penghasilan yang lebih tinggi dan mengirimkan penghasilan tersebut kembali ke komunitas mereka di Pasifik.
Program Mobilitas Tenaga Kerja uatam di Selandia Baru saat ini dikenal Skema Recognised Seasonal Employer (RSE) yang sudah dimulai pada tahun 2007, skema RSE telah memungkinkan pengusaha di sektor hortikultura dan perkebunan anggur untuk merekrut sejumlah pekerja musiman yang dibatasi setiap tahun dari negara-negara Pasifik yang memenuhi syarat untuk menanam, memelihara, memanen, atau mengemas tanaman.
Skema RSE telah menjadi faktor utama dalam memperluas industri hortikultura dan perkebunan anggur kita serta memaksimalkan ekspor industri ini. Pekerja RSE Pasifik di Selandia Baru mengirimkan penghasilan, yang menguntungkan komunitas mereka.
Negara-negara Pasifik yang memenuhi syarat untuk perekrutan berdasarkan skema RSE adalah: Fiji, Kiribati, Nauru, Papua Nugini, Samoa, Kepulauan Solomon, Tonga, Tuvalu, dan Vanuatu. Skema RSE juga memungkinkan perekrutan dari negara-negara Asia Tenggara yang berpartisipasi secara historis dalam keadaan luar biasa dengan persetujuan Kementerian Bisnis, Inovasi, dan Ketenagakerjaan (MBIE -ingris).
Batas jumlah pekerja RSE meningkat 500 tempat menjadi 19.500 untuk musim 2023/24. Mulai 01 oktober 2023, upah RSE diindeks ke upah minimum ditambah 10 persen, yang berarti upah minimum untuk pekerja RSE adalah $24,97 (Dollar Selandia Baru) per jam dan akan meningkat setiap kali upah minimum Selandia Baru meningkat di masa mendatang.
Reporter : Cidalia Fátima
Editor : Armandina Moniz