DILI, 09 september 2024 (TATOLI)— Presiden Republik, José Ramos Horta dalam pertemuannya dengan Paus Fransiskus dengan Pihak Berwenang, Masyarakat Sipil dan Korps Diplomatik mengatakan kehadiran Bapa Suci telah memberkati tanah Timor-Leste.
“Hari ini kita menerima Yang Mulia Bapa Suci Paus Fransiskus, dalam kunjungan bersejarah yang terjadi pada tahun yang sangat penting bagi rakyat dan negara kita, saat kita merayakan beberapa tonggak penting yang menandai perjalanan Timor-Leste,” ungkap José Ramos Horta dalam pidatonya di Istana Kepresidenen Bairopite, senin ini.
Ia mengatakan pada tanggal 12 oktober 2024, Timor-Leste akan merayakan peringatan 35 tahun kunjungan Bapa Suci, Santo Yohanes Paulus II ke Timor-Leste, yang merupakan sebuah kunjungan yang menempatkan perjuangan penentuan nasib sendiri Timor-Leste dalam agenda global.
“Setelah 35 tahun kunjungan kepausan ini, dengan sukacita yang luar biasa kini kita menyambut Paus Fransiskus. Semua badan kedaulatan, otoritas nasional, institusi keagamaan, organisasi masyarakat sipil, masyarakat awam dan orang Timor-Leste serta orang asing dari semua keyakinan dan praktik agama bersatu dalam menyambut Paus dengan penuh hormat,” kata Horta.
Berita terkait : Bertemu Presiden Republik, Paus Fransiskus gunakan mobil Toyota Sienta
Presiden Horta juga mengucapkan terima kasih kepada Bapa Suci yang telah melaksanakan kunjungan ini. Bapa Suci telah memberkati tanah kita dengan kehadirannya. Kita memohon kepada Tuhan untuk terus mendengarkan doa-doa kita serta memberikan kesehatan yang baik kepada Bapa Suci sehingga beliau dapat terus menginspirasi dan membimbing umat manusia di jalan perdamaian dan persaudaraan manusia,” ucapnya.
Diketahui Parlemen Nasional Timor-Leste dengan suara bulat memutuskan untuk mengadopsi Deklarasi Tentang Persaudaraan Manusia, sebuah Dokumen Panduan bagi seluruh Kemanusiaan, yang disusun bersama oleh Paus Fransiskus dan Prof. Dr. Ahmad Tayyeb, Imam Besar Al-Azhar Kairo, ditandatangani secara khidmat pada tanggal 04 februari 2019, di Abu Dhabi, dalam kunjungan bersejarah Yang Mulia ke Semenanjung Arab.
Sementara itu, Kementerian Pendidikan Timor-Leste sedang mengembangkan inisiatif di ruang lingkup pedagogis untuk mengintegrasikan Deklarasi ini ke dalam kurikulum pendidikan nasional.
“Saya ingin menyampaikan penghargaan mendalam saya kepada Yang Mulia Kardinal Dom Virgílio do Carmo da Silva, SDB, Uskup Agung Metropolitan Díli, para Uskup Konferensi Episkopal Timor (CET), Monsinyur Marco Sprizzi, Perwakilan Nunsiatur Apostolik dan seluruh anggota keuskupan, religius, awam dan umat beriman, atas kerja keras, dedikasi, semangat misi dan pengorbanan anda yang tak kenal lelah,” apresiasi Presiden Horta.
Apresiasi ini juga disampaikan kepada seluruh anggota Pemerintah, yang dipimpin oleh Perdana Menteri Kay Rala Xanana Gusmão, yang kerja tim dan koordinasinya dengan perwakilan Gereja Katolik dan Masyarakat Sipil Timor, yang memungkinkan tercapainya misi penting ini yang mempersatukan Timor-Leste.
Diberikan juga ucapan khusus kepada keluarga, khususnya generasi muda, perempuan dan laki-laki, anak-anak dan remaja, yang berpartisipasi aktif dalam berbagai acara dengan bermartabat, penuh hormat dan keteladanan. Kunjungan Paus terjadi pada saat yang penting bagi masa depan bersama, tidak hanya di negara Timor-Leste, tetapi juga di tingkat global.
Hal ini membawa pesan perdamaian, rekonsiliasi, persaudaraan manusia dan harapan, yang sangat diperlukan dalam dunia yang semakin bermasalah dimana hati yang dingin telah menggantikan dialog dan perdamaian.
“Semoga pesan Paus menyentuh hati umat manusia, terutama para pemimpin dunia dan regional, yang memiliki tanggung jawab besar terhadap keamanan kita bersama. Harapan kita selaras dengan para korban konflik bersenjata di seluruh dunia, Ukraina, Palestina, Sudan, Yaman, Suriah, Kongo, atau di kawasan kita, khususnya di Myanmar dan Semenanjung Korea. Kita berdoa agar permusuhan berakhir dan kembalinya perdamaian, memperbarui iman perempuan, anak-anak, orang lanjut usia dan orang-orang yang paling rentan, mereka yang paling menderita dalam menghadapi ketidakharmonisan global,” pintanya.
Timor-Leste berjuang melawan kemiskinan multidimensi, kelaparan dan kerawanan pangan, malnutrisi ibu dan anak, segala bentuk kekerasan, berbagai bentuk pengucilan dan marginalisasi sosial. Bayi baru lahir, anak-anak dan remaja berhak atas dunia yang lebih baik, tempat mereka dapat mengembangkan potensinya, dalam lingkungan keluarga yang damai, bermartabat dan seimbang.
Berita terkait : Paus Fransiskus tiba di Timor-Leste
“Dengan ajaran Paus Fransiskus, kita akan terinspirasi untuk membangun rumah bersama yang lebih toleran dan damai, inklusif dan penuh persaudaraan. Kata-kata bijak dan kasih sayang Anda yang mencerahkan akan membimbing dan menguatkan kami dalam perjalanan kami. Terima kasih banyak. Semoga Tuhan memberkati kita,” tutur Presiden Horta.
Paus Fransiskus melakukan kunjungan ke Timor-Leste selama tiga hari terhitung 09 – 11 september. Dan, pada senin (09/09/2024), menjadi saksi sejarah baru karena setelah 35 tahun silam, Pemimpin Tertinggi Gereja Katolik sedunia Paus kembali menginjakkan kaki di Tanah Air, Timor-Leste.
Paus atau pemimpin Gereja Katolik Dunia yang sebelumnya pernah berkunjung ke Timor-Leste, waktu itu masih Timor-Timur provinsi ke-27 dari Republik Indonesia, adalah Paus Yohanes Paulus II pada 12 oktober 1989. Kendati kedatangan Paus Yohanes Paulus II waktu itu terbilang cukup singkat.
Kedatangan Paus Fransiskus dan rombongan dari Papua Nugini mendarat menggunakan pesawat Air Niugini Boeing 737 di Bandara Internasional Nicolau Lobato, Comoro-Dili, Timor-Leste pada senin ini, tepat pukul 14:20 WTL.
Reporter : Cidalia Fátima
Editor : Armandina Moniz