DILI, 06 juni 2023 (TATOLI)— Perdana Menteri Kay-Rala Xanana Gusmão menyesalkan perbuatan dua kelompok kaum muda Timor-Leste yang saling serang dan membunuh di Fatima, Portugal. Selain itu, PM Xanana juga menyatakan pemerintah akan menutup kembali semua aktivitas seni beladiri di Timor-Leste.
Demikian hal itu dikatakan PM Xanana Gusmão kepada wartawan usai bertemu Presiden Republik Jose Ramos Horta di Istana Negara, Bairro Pite, Dili, kamis ini.
“Saya ingin mengimbau para pemuda di Timor-Leste bahwa, kalian sendiri yang menunjukan bahwa kita harus menutup aktivitas seni bela diri di Timor-Leste. Karena, kaum muda kita menggunakan kembali seni bela diri di luar negeri dan saling membunuh di negara lain. Jadi, dalam pertemuan dengan Presiden, saya juga menyampaikan hal tersebut kepada Kepala Negara,” ungkap PM Xanana.
Berita terkait : Bentrokan di Portugal, Assanami minta WNTL di luar negeri lebih bertangung jawab
Kepala Pemerintah juga menegaskan bahwa, sejak september tahun lalu Pemerintah membatalkan perjalanan sejumlah orang ke luar negeri karena masalah paspor yang stock out. Tetapi, pada desember lalu konflik antara kelompok seni bela diri juga mulai berkurang, namun dengan kejadian di Fatima, Portugal membuat Pemerintah harus mengambil keputusan untuk menutup kembali aktivitas seni bela diri di negeri ini.
“Saya juga menginformasikan kepada Presiden Republik tentang apa yang terjadi di Fatima. Dimana, dua kelompok seni bela diri saling serang dan membunuh di Fatima, Portugal,” kata PM Xanana.
“Dalam bentrokan itu mengakibatkan satu orang meninggal, dan lima luka dan saat ini kasus tersebut sedang ditangani oleh pihak Kepolisian setempat. Dan, kemarin kami juga membahas bagaimana pihak Kementerian Solidaritas Sosial, dapat membawa kembali jasad korban tersebut untuk diserahkan kepada keluarga di Timor-Leste,” ujar PM Xanana.
Selain itu ditanya soal Peraturan Pemerintah Portugal yang telah disetujui oleh Presidennya tentang larangan bagi WNTL yang tidak memiliki izin kerja agar kembali ke Timor-Leste, Xanana menjawab peraturan tersebut berlaku bagi semua Warga Negara Asing (WNA) di Portugal bukan hanya pada WNTL.
“Peraturan tersebut bukan hanya berlaku bagi WNTL namun untuk semua WNA di Portugal. Karena, bentrokan dilakukan oleh WNTL maka kita hanya menyebutkan warga negara kita. Akan tetapi, peraturan tersebut berlaku bagi semua imigran di Portugal,” papar Perdana Menteri.
Berita terkait : Bentrokan di Portugal, MNEK desak Kedubes Timor-Leste segera selesaikan
Sementara, menurut media Portugal, https://diariodistrito.sapo.pt menyebutkan bentrokan antara kaum muda itu terjadi pada minggu (02/06/2024). Dimana, dalam bentrokan itu, menyebabkan satu orang meninggal di tempat, tiga luka parah, dan satu orang mengalami luka ringan.
Menurut media Portugal itu juga bahwa, bentrokan itu terjadi pada minggu dini hari, dimana sebuah pertengkaran hebat antara para pemuda di Avenida de Dom José Alves Correia da Silva di Fátima berakhir dengan tragedi. Pertikaian yang melibatkan para pria berusia antara 20 dan 30 tahun ini mengakibatkan satu orang tewas, tiga luka berat dan satu luka ringan.
André Maurício, selaku Wakil Penanggung Jawab Brigade Pemadam Kebakaran Sukarelawan Fatima, mengatakan bahwa sekitar pukul 01.15 dini hari, para petugas pemadam kebakaran menyadari adanya keributan di dekatnya. Setelah diperiksa, mereka menemukan sekelompok orang, salah satunya tergeletak di tanah dengan luka tusuk. “Dalam radius 300 meter, lebih banyak korban mulai bermunculan,” katanya.
Kematian korban dikonfirmasi di tempat kejadian oleh Kendaraan Medis Darurat dan Resusitasi (VMER) dari Leiria. Jenazahnya dibawa ke Institute of Forensic Medicine di Tomar, sementara korban luka-luka dibawa ke rumah sakit Leiria. Seorang korban luka ringan lainnya menolak untuk dibawa ke rumah sakit.
André Maurício menekankan bahwa orang-orang yang terlibat bukanlah penduduk Fátima dan menghilang dengan cepat, mungkin karena kedatangan pihak berwenang. “Situasi seperti ini tidak biasa terjadi di Fátima,” katanya.
Sementara, kasus tersebut pihak kepolisian Yudisial Leiria sedang menyelidikinya.
Berita terkait : MNEK khawatirkan bentrokan antara pemuda Timor-Leste di Fatima-Portugal
Reporter : Mirandolina Barros Soares
Editor : Armandina Moniz