iklan

KESEHATAN, HEADLINE

Hari Tanpa Tembakau Sedunia, WHO minta jauhi anak dari tembakau  

Hari Tanpa Tembakau Sedunia, WHO minta jauhi anak dari tembakau  

Foto google

DILI, 31 mei 2024 (TATOLI)— Hari Tanpa Tembakau Sedunia diperingati  pada 31 mei setiap tahunnya. Pada tahun ini, peringatan hari tersebut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di Asia Tenggara, mengajak semua orang untuk melindungi dan menjauhi anak-anak dari tembakau.

Berdasarkan siaran pers dari WHO, yang diakses Tatoli menyebutkan, Direktur Regional WHO di Asia Tenggara, Saima Wazed, mengatakan perayaan ini mengingatkan semua orang tentang bahaya tembakau, sehingga masyarakat perlu untuk melindungi generasi mendatang dalam campur tangan tembakau.

“Melindungi anak-anak dari industri tembakau” menjadi tema yang dipilih untuk peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia tahun 2024. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan para pemimpin kesehatan masyarakat dari seluruh dunia fokus melakukan perlindungan generasi muda terhadap bahaya tembakau dan industri terkait.

“Tahun ini, Hari Tanpa Tembakau Sedunia mengajak kita semua untuk melindungi anak-anak dari campur tangan industri tembakau. Kaum muda di seluruh dunia, harus menyerukan agar industri tembakau berhenti menargetkan produk-produk yang berbahaya bagi kesehatan. Mereka harus menyerukan kepada pemerintah untuk mengambil kebijakan untuk melindungi mereka dari praktik manipulatif tembakau dan industri terkait. Hal ini termasuk pemasaran produk-produk berbahaya yang tiada henti melalui media sosial dan platform streaming,” kata Saime Wazed melalui siaran pers itu.

Menurutnya, perjuangan melawan tembakau sangat penting di Asia Tenggara. Dimana, Industri tembakau yang menargetkan kaum muda merajalela di seluruh Negara Asia, akibatnya terdapat 11 juta remaja yang menggunakan berbagai produk tembakau.

Selain itu, sekitar 411 juta orang dewasa menggunakan tembakau, sehingga di Asia merupakan jumlah pengguna tembakau bagi remaja dan dewasa tertinggi secara global.

“Industri tersebut, memikat kaum muda dengan secara agresif memperkenalkan produk nikotin dan tembakau baru seperti rokok elektronik dan produk tembakau yang dipanaskan. Hal ini menjadi semakin populer di kalangan pemuda di Wilayah Asia Tengara. Hal yang mengkhawatirkan adalah anak-anak dan remaja sering terpapar pada pemasaran digital produk tembakau. Meskipun sudah ada kebijakan dan peraturan untuk mencegah hal ini,” jelasnya.

Dijelaskan, jika tidak diperhatikan akan menjadi lebih buruk karena anak-anak muda lebih banyak menggunakan media sosial, sehingga iklan yang dikeluarkan berkaitan dengan tembakau dapat meningkatkan pengguna tembakau.

“Kami ingin mencegah dan mengurangi konsumsi tembakau, kecanduan nikotin, dan paparan terhadap produk tembakau baru. Untuk melakukan hal ini, kita memerlukan pendekatan multipihak dalam menyusun dan menyusun undang-undang, kebijakan, peraturan, dan tindakan administratif,” ujarnya.

Larangan tembakau selama beberapa generasi, yang mengarah pada ‘Generasi Bebas Tembakau’, akan menjadi langkah maju yang besar bagi Kawasan Asia. Hal ini dapat terwujud, dalam Konvensi Kerangka Kerja Pengendalian Tembakau (FCTC) dan WHO harus diakui sebagai instrumen internasional yang mengikat secara hukum oleh semua negara Anggota Asia.

Larangan tersebut memerlukan penegakan kebijakan yang efektif, termasuk menghadapi campur tangan industri tembakau dan korupsi institusional terkait perdagangan gelap tembakau.

Peluang untuk meloloskan larangan generasi muda mengonsumsi tembakau harus didukung dengan kemauan politik, pandangan ke depan yang jelas, dan implementasi yang pragmatis. Hanya dengan cara inilah dapat mewujudkan tujuan ‘Generasi Bebas Tembakau’ di seluruh wilayah dalam waktu dekat.

Reporter : Mirandolian Barros Soares

Editor     : Armandina Moniz

iklan
iklan

Leave a Reply

iklan
error: Content is protected !!