iklan

EKONOMI, INTERNASIONAL, HEADLINE

Lariguto Viqueque miliki potensi kembangkan PLTB

Lariguto Viqueque miliki potensi kembangkan PLTB

Ilustrasi tempat Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB). Foto google

DILI, 09 oktober 2023 (TATOLI)— EDTL (Pusat Listrik Timor-Leste) bekerjasama dengan IFC (International Finance Corporation) melalui Scaling Wind Program telah melakukan studi Battery Energy Storage System (BESS) yang menyebutkan Lariguto kotamadya Viqueque memiliki potensi besar untuk mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB).

PLTB atau Pembangkit Listrik Tenaga Angin adalah jenis pembangkit listrik yang menggunakan energi angin atau energi bayu sebagai sumber daya listrik.

Kepala Perwakila IFC di Timor-Leste, David Freedman menjelaskan ringkasan hasil Scaling Wind Fase 0 menyebutkan Lariguto merupakan lokasi yang dipilih untuk proyek pembangkit listrik tenaga bayu 50MW.

“Selama proses studi, tim menemukan empat lokasi yang memiliki potensi tertinggi untuk pengembangan proyek tersebut,” jelas David Freedman dalam acara presentasi laporan Scaling Wind program di Hotel Timor, senin ini.

Lokasi-lokasi tersebut dipilih berdasarkan potensi teknis, penyaringan lingkungan, dan pertimbangan sosial seperti di Baucau, Lequidoe (Aileu), Oeleu-Bobonaro dan Lariguto (Viqueque).

Setelah menyelesaikan investigasi lokasi, Baucau dan Lequidoe ditemukan memiliki tanda bahaya lingkungan karena keberadaan flora dan fauna yang terancam punah dan tidak lagi dipertimbangkan.

“Lariguto ditemukan memiliki potensi teknis dan komersial yang sesuai untuk proyek pembangkit listrik tenaga bayu, tanpa adanya risiko lingkungan dan sosial yang teridentifikasi,” ucapnya.

Sedangkan untuk Oeleu-Bobonaro memiliki kelayakan ekonomi yang lebih rendah daripada Lariguto, namun berpotensi menjadi lokasi cadangan. Masih ada beberapa langkah persiapan proyek yang diperlukan untuk mengembangkan Lariguto menjadi proyek bayu dengan baik.

Menteri Investasi Strategis, Gastão Francisco de Sousa berterima kasih pada EDTL dan IFC yang sudah mengembangkan studi tersebut untuk mendukung pemerintah dalam mencari alternatif dalam menyediakan energi listrik bagi masyarakat.

“Ini sangat baik karena menjadi salah satu alternatif dan energi terbarukan yang patut dikembangkan tetapi ini baru studi awal dan sebelum dikembangkan kedepan harus ada studi viabilitas untuk mengetahui potensi lainnya,” ucapnya.

Berdasarkan hasil awal, terdapat beberapa kasus penggunaan BESS yang potensial untuk diterapkan di Timor-Leste dimana kapasitas BESS minimum 50 MW diperlukan di jaringan listrik Timor untuk menjaga stabilitas jaringan dan cadangan frekuensi.

Dijelaskan, Scaling Wond Program dibiayai secara langsung oleh IFC dan dukungan teknis dari EDTL yang diimplementasiakan di seluruh teritori sejak tahun 2022. 

Reporter : Cidalia Fátima

Editor     : Armandina Moniz

iklan
iklan

Leave a Reply

iklan
error: Content is protected !!