DILI, 11 juli 2022 (TATOLI) – Ketua Asosiasi Wisata Religi Timor-Leste (ATR-TL), Pastor Angelo Salsinha, meminta Pemerintah untuk memunculkan rancangan aturan tentang demarkasi tempat wisata religi dan umum, untuk menjaga kualitas pariwisata di tanah air.
“Perlu dibuat rancangan aturan untuk melarang penduduk menggunakan ruang-ruang wisata religi seperti Cristo Rei dan João Paulo II untuk melakukan aktivitas atau kegiatan olahraga. Karena itu, dapat menurunkan nilai daya tarik wisata untuk mengunjunginya,” jelas Pastor Angelo Salsinha pada Tatoli, di Motael, Dili.
Berita terkait : ATRTL segera lakukan penelitian situs wisata religi
Ia menyoroti perlunya juga berinvestasi dalam infrastruktur dasar pada lokasi wisata. Penting untuk melibatkan semua entitas untuk mengembangkan wisata di Timor-Leste.
“Perlu juga dibuat masterplan untuk dapat menawarkan souvenir kepada pengunjung seperti pamflet”, tambahnya.
Ketua ATR-TL juga menghimbau kepada seluruh pengunjung untuk menjaga lingkungan agar dapat menjadi contoh bagi orang asing. Asosiasi tersebut juga menerima dukungan dari Pemerintah sebesar $110.000 untuk mengembangka wisata religi.
Berita terkait : Identifikasi destinasi wisata religi, 40 kaum muda dikerahkan ke seluruh wilayah TL
Mencermati permintaan ATR-TL, Direktur Umum Pariwisata dari Kementerian Pariwisata, Perdagangan dan Industri (MTKI -tetum), Jelino Soares mengingatkan bahwa Pemerintah memiliki kebijakan pembangunan nasional tahun 2030 untuk pariwisata, yang memberikan program 5P.
Disebutkan, program 5P itu adalah prioritas (priority), perlindungan (protection), kemitraan (partnership), kemakmuran (prosperity) dan rakyat (people).
Dikatakan, Pemerintah sedang mempersiapkan rencana strategis nasional kepariwisataan sebagai panduan pengembangan pariwisata untuk mencapai tujuan berkelanjutan pada 2011-2030.
Berita terkait : ATR-TL sediakan $12.000 lakukan penelitian pada tempat wisata di tiga kotamadya