DILI, 22 maret 2022 (TATOLI) – Ketua Badan Komisi Pengawas Pemilihan Umum-BAWASLU (CNE-Comição Naçional das Eleições), José Agostinho Belo mengakui sistem penyelenggaraan pemilu Paralel di tiga Tempat Pemunggutan Suara (TPS) di kotamadya Dili tidak berjalan secara efektif.
Pemunggutan Suara Paralel di tiga tempat yaitu, di Sekolah Kejuruan Teknik di Becora, Gedung GMT (Gedung Matahari Terbit) dan Gedung Institut Nasional Administrasi Publik (INAP) di Comoro. Ketiga tempat itu memfasilitasi pemilih yang kartu pemilihnya dari kotamadya untuk ikut memilih di Dili.
Berita terkait : 1.600 pemilih akan gunakan hak pilih di Pusat Pemungutan Suara Paralel
Tetapi, penyelenggaraan pemilu Paralel di tiga Tempat Pemunggutan Suara pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 19 maret 2022, berjalan tidak efektif, sehingga CNE dan Sekretariat Teknik Administrasi Pemilihan (STAE) akan melakukan evaluasi untuk memperbaikinya.
“Kami mengakui, TPS Paralel tidak efektif. Karena, sekitar 8.000 siswa yang tidak mengikuti Pilpres karena nama mereka tidak terdaftar di database STAE. Karena itu, kami akan melakukan evaluasi untuk memperbaikinya di masa mendatang,” kata Ketua CNE, José Belo kepada wartawan di kantor CNE, Colmera, Dili, selasa ini.
Berita terkait : CNE dan STAE akui pentingnya Pusat Pemungutan Suara paralel
Dikatakan, sebelumnya, CNE dan STAE telah mengumumkan kepada pemilih yang kartu pemilihnya berada di kotamadya untuk mendaftarkan nama di setiap kantor desa masing-masing untuk mengikuti pemilihan Presiden pada 19 Maret 2022. Namun, banyak pemilih tidak berpartisipasi secara optimal karena informasi yang tidak akurat.
“Kami mengumumkan kepada para pemilih untuk mendaftarkan nama mereka di tempat pemungutan suara di Dili selama 10 hari terhitung 19 februari hingga 02 maret 2022. Tetapi, karena kurangnya informasi mereka tidak dapat mendaftarkan nama pada saat pemilihan, ketika mereka pergi ke Pusat Paralel untuk memilih, namun, nama mereka tidak ada di database STAE,” kata Ketua CNE.
Dikatakan, ini merupakan pengalaman, karena itu, CNE dan STAE akan memperbaikinya, untuk mengelola semua pemilih agar bisa berpartisipasi secara maksimal pada pemilu berikutnya.
Sebelumnya Presiden Republik Demokratik Timor – Leste, Francisco Guterres Lú Olo, juga sangat prihatin, karena volume partisipasi pemilih dalam pemilihan Presiden sangat berkurang dan hampir 300.000 pemilih tidak berpartisipasi. Karena itu, Presiden Republik mendesak, Pemerintah melalui CNE dan STAE untuk memperbaiki mekanisme kerja agar partisipasi pemilih pada pemilu berikutnya dapat lebih maksimal.
Reporter : Camilio de Sousa
Editor : Rafy Belo (penerjemah : Armandina Moniz)