iklan

POLITIK, KEADILAN, DILI, PENDIDIKAN, SOSIAL INKLUSIF

CNE dan STAE siap bangun pemilu yang inklusif untuk difabel

CNE dan STAE siap bangun pemilu yang inklusif untuk difabel

Ketua CNE, José Agostinho Belo. Foto Tatoli/Francisco Sony

DILI, 07 desember 2021 (TATOLI)—Komisi Nasional  Badan Pengawas Pemilihan Umum (BAWASLU) atau CNE (Comição Naçional das Eleições)  dan Sekretariat Teknis Administratif Pemilihan (STAE)  siap bekerja sama untuk membangun pemilihan umum (Pemilu) yang inklusif untuk kaum penyandang disabilitas atau difabel.

Ketua CNE, José Agostinho  Belo mengatakan Timor-Leste (TL) memiliki angka disabilitas yang cukup tinggi.

Menurut data sensus 2015, sebanyak  38.000 orang yang  menjadi tanggung jawab pemerintah dan mitranya untuk menjamin kesetaraan bagi semua orang selama pemilihan tahun 2022 tanpa diskriminasi untuk kaum penyandang disabilitas.

“Cukup banyak  penyandang disabilitas di TL. CNE dan STAE bekerja sama  untuk menjamin agar proses pemilihan untuk disabilitas  harus memberikan ruang yang aman. Semua orang punya hak untuk   berpartisipasi dan tidak   ada diskriminisasi. Kalian memiliki hak yang sama,” kata José Belo dalam acara Pelatihan huruf Braille untuk Tunanetra di Hotel Timor, senin.

Menurutnya, ini saatnya untuk mendengar masukan dari kawan-kawan difabel agar menjamin hak mereka untuk berpartisipasi dalam pemilihan. Karena semua difabel memiliki hak  pilih  dan  masuk daftar pemilih. Tak ada undang-undang yang mendiskriminasi difabel.

Sementara itu, Ketua STAE, Acilino Manuel Branco menegaskan bahwa untuk menjamin pemilihan inklusif bukan proses yang mudah dengan konteks TL saat ini, dibutuhkan usaha dari semua orang untuk mempromosikan hak semua orang termasuk kaum penyandang disabilitas.

“Saat ini kita masih dalam proses pembuatan aturan agar nantinya bisa menjamin proses pemilihan berjalan dengan baik dan aman. Kami berkomitmen untuk menjamin  hak semua orang, tetapi butuh  bantuan dari kalian semua dan mitra agar bersama menuju ke depan,” jelas Acilino.

Ia menyarankan agar ke depannya, pemerintah dan para mitra bisa menguatkan kerja sama untuk memberikan pelatihan pemilihan inklusif tidak hanya untuk para tunanetra tetapi untuk semua kaum penyandang disabilitas di TL.

Menurut data dari AHMDTL, sampai saat ini ada sekitar 14.000 penyandang disabilitas mata atau tunanetra dan data sensus 2015 menunjukan ada sekitar 38.000 orang dengan bebagai disabilitas. Hal ini menjadi sebuah tantangan bagi STAE, CNE dan pemerintah beserta mitranya untuk menjamin kesetaraan bagi semua orang selama pemilihan.

Reporter : Cidalia Fátima

Editor      :Armandina Moniz

iklan
iklan

Leave a Reply

iklan
error: Content is protected !!