iklan

POLITIK, INTERNASIONAL, HEADLINE, SOSIAL INKLUSIF

Pandemi Covid-19 hambat proses kerjasama pengiriman naker ke Jepang

Pandemi Covid-19 hambat proses kerjasama pengiriman naker ke Jepang

Direktur Sekretariat Negara urusan Pelatihan Terlatih dan Ketenagakerjaan (SEFOPE), Paulo Alves. Foto TATOLI/Francisco Sony.

DILI, 12 oktober 2021 (TATOLI)– Direktur Sekretariat Negara urusan Pelatihan Profesional dan Ketenagakerjaan (SEFOPE), Paulo Alves mengatakan proses pembahasan kerjasama antara Pemerintah Jepang dan Timor-Leste (TL) soal pengiriman tenaga kerja (naker) terhenti akibat pandemi Covid-19.

Paulo menjelaskan, pada  maret 2019, Mantan Sekretaris Negara urusan Ketenagakerjaan,  Julião da Silva berkunjung  ke Jepang  untuk membahas kemungkinan peluang kerja di  Jepang dan memungkinkan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka.

“Pemerintah Jepang telah mempresentasikan 14 kemungkinan bidang kerja dan SEFOPE mempelajari serta mengidentifikasi bidang-bidang di mana TL dapat berpartisipasi.  Kita memilih empat bidang antara lain,  pabrik, perikanan, pertanian dan lainnya.  Kita sudah lakukan pertemuan di Jepang bersama Kedubes Jepang di TL dan keinginan kita sudah didengar setelah pandemi yang berlangsung selama dua tahun dan tidak ada komunikasi,” ungkap Paulo pada Tatoli  di Kantor SEFOPE, Caicoli, Dili, senin.

Ia menambahkan, saat ini masih menunggu kebijakan   politik pemerintahan yang baru untuk melakukan  pendekatan  agar melanjutkan komunikasi yang sudah terhenti.

Menurutnya, generasi muda yang akan mengikuti program ini harus mengikuti pelatihan. Karena itu, bagi yang ingin mendaftar   harus ke balai pelatihan yang terakreditasi oleh INDMO (Institut Pengembangan Tenaga Kerja Nasional), di bawah pengawasan SEFOPE. Pelatihan tersebut dilakukan untuk menambah pengetahuan dan kemampuan bersaing dengan negara peserta lain dalam program ini.

“Kriterianya sangat sulit karena harus bersertifikat level 4 Jepang. Jadi,  kita berpikir untuk membuka kursus  bahasa Jepang agar memfasilitasi mereka yang ingin bekerja di Jepang,” jelasnya.

Pemerintah Jepang juga meminta SEFOPE untuk melakukan  studi banding dengan Indonesia sebagai negara yang telah mengikuti program ini sejak tahun 1993, untuk memastikan tenaga kerja yang berkualitas.

Sementara itu,  Duta Besar TL untuk Jepang, Ilidio Ximenes da Costa mengatakan, pemerintah Jepang sendiri sudah siap untuk melanjutkan pembahasan yang sudah lama tertunda,  namun masih menunggu tindakan pasti dari Pemerintah TL.

“Kedutaan Besar sudah mengkonfirmasi dan pemerintah Jepang sudah siap untuk menerima naker,  namun harus ada kesepakatan antara keduanya,” katanya.

Reporter : Cidalia Fátima

Editor     : Armandina Moniz

iklan
iklan

Leave a Reply

iklan
error: Content is protected !!