DILI, 07 maret 2025 (TATOLI)—Bank Dunia dan IFC (International Finance Corporation) bersama para mitra memperingati Hari Perempuan Internasional (IWD – International Women’s Day) dengan melakukan lokakarya yang membahas tentang partisipasi perempuan Timor-Leste dalam bisnis dan hukum.
Perwakilan Bank Dunia di Timor-Leste, Bernard Harborne dalam sambutannya mengatakan kedua lokakarya tersebut menghadirkan tujuh pembicara berbeda untuk berbagi pengalaman dan tantangan perempuan dalam bisnis maupun hukum.
“Saya harap dengan ini bisa menghasilkan diskusi yag menarik dan paling penting untuk merayakan kepemimpinan perempuan dalam bisnis maupun hukum,” jelas Bernard Harborne dalam pembukaan lokarya dengan tema “Accelerate Action” di kantor Bank Dunia Lecidere, jumat ini.
Para pembicara dalam topik Perempuan dalam Hukum terdiri dari Francisca Cabral (Hakim di Pengadilan Dili), Maria Marília da Costa (Wakil Ombudsman untuk Hak Asasi Manusia), Ketua Kelompok Anggota Parlemen Perempuan Timor-Lestedan juga sebagai Anggota Parlemen, Aliança da Conceição Araújo (dan Ana Paula Marçal (Direktur Eksekutif JSMP – Judicial System Monitoring Program).
Adapun pembicara untuk Perempuan dalam Bisnis seperti Herguiluina Alves (Ketua AEMTL – Associação Empresarial das Mulheres de Timor-Leste), Claricia Lay (Direktur Jacinto Unipessoal Lda) dan Domingas dos Santos (Credit Union Lanamona).
Wakil Menteri Keuangan, Felícia Carvalho dalam pesan pembukanya mengingatkan kembali para kaum perempuan khususnya yang berkarir atau pun baru memulai untuk bisa bekerjasama tanpa harus memandang senior maupun junior dalam sebuah instansi.
“Banyak yang bilang ‘Feto Forte, Nasaun Forte’ tetapi pemikiran juga harus kuat, Timor-Leste memiliki lebih banyak kaum perempuan, tetapi hanya sedikit yang berkarir, untuk itu perempuan harus lebih teliti dalam memilih pekerjaan, lingkungan kerja. Bagi perempuan yang sudah senior dalam sebuah instansi harus siap jadi mentor untuk mereka yang baru belajar, ini berlaku di semua tempat,” jelas Wakil Menteri Keuangan itu.
Menurutnya, semua harus mendorong keterbukaan dalam komunikasi antara semua tingkat. Dengan mendengarkan dan memberikan ruang bagi pendapat semua orang, hierarki yang terjalin hanya akan menjadi lebih fleksibel dan sehat.
Sementara, Ketua AEMTL, Herguiluina Alves mengakui dengan kehidupan Timor-Leste yang sangat kentara dalam sistem patriarki menjadi tantangan ba kaum perempuan, karena harus memerankan banyak hal dalam keluarga maupun dalam perjalanan karir.
“Kadang ini sangat sulit tetapi dengan manajemen waktu yang baik saya rasa ini akan bisa dilakukan, tantangan utama saya adalah pembagian waktu, karena harus memastikan semua baik-baik saja sebelum saya meningalkan rumah,” jelasnya.
Perwakilan IFC, David Freedman mengatakan bahwa salah satu hasil dari diskusi ini adalah bagaiamana untuk tidak berhenti dalam belajar, harus memiliki prioritas sendiri dan tentunya meskipun dengan kesibukan dalam karir tidka boleh lupah untuk menjaga kesehatan.
Reporter : Cidalia Fátima
Editor : Armandina Moniz