DILI, 11 desember 2024 (TATOLI)— Presiden Republik, Jose Ramos Horta meresmikan Forum Tais Nasional menjelang Hari Tais Nasional yang akan diperingati pada tanggal 14 desember setiap tahunnya.
Forum Tais Nasional digelar untuk memperingati Komite Budaya Takbenda UNESCO yang telah memasukkan testil “Tais” Timor-Leste (TL) dalam daftar warisan budaya takbenda UNESCO yang membutuhkan perlindungan mendesak pada 14 desember 2021.
Keputusan tersebut ditetapkan melalui konferensi sesi keenam belas Komite Antar Pemerintah untuk Perlindungan Warisan Budaya Takbenda yang diadakan secara online tepatnya pada pukul tiga sore waktu Paris Perancis dan pukul sebelas malam waktu Timor-Leste pada tanggal 14 desember 2021.
Berita terkait : Tais Timor resmi ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda yang perlu dilindungi
Presiden Horta yang meresmikan Forum Tais Nasional menjelang perayaan Hari Nasional Tais. Forum tersebut menghadirkan sekitar 200 lebih penenun tais yang ikut serta dalam mempromosikan hasil tenun tais.
“Terima kasih atas semuanya yang ikut hadir dalam acara ini, dan saya sangat senang melihat banyak penenun tais ikut hadir disini,” kata Presiden Republik, Jose Ramos Horta, dalam acara yang digelar di Istana Negara, Dili, selasa (10/12).
Kepala Negara juga mengucapkan terima kasih kepada Timor Aid dan UN Woman atas dukungan mereka dalam menjaga dan mengembangkan warisan tais Timor-Leste.
“Saya sangat berterima kasih kepada Direktur Eksekutif Timor Aid, Maria do Ceu Lopes, yang dengan kesabaran, kemauan dan keyakinan berupaya membantu warisan budaya Tais. Saat ini status Tais telah meningkat bukan hanya dikenal secara nasional namun secara internasional. Terima kasih juga kepada UN Woman yang sangat mendukung, tidak hanya memperkenal tais tetapi atas semuanya yang berupaya untuk memajukan hak-hak perempuan, dan peluang bagi perempuan di Timor-Leste,” papar Kepala Negara.
Presiden Horta juga siap mendukung Asosiasi Penun Tais, untuk mengembangk warisan tais Timor-Leste.
Selain itu Direktur Eksekutif Timor Aid, Maria do Ceu Lopes, mengatakan, Asosiasi Jaringan Penenun Tais Timor-Leste didirikan oleh Timor Aid pada tahun 2015 untuk memperkuat penenun Timor-Leste sebagai kelompok yang bersatu, harmonis dalam keragaman budaya.
Berita terkait : Pemerintah Timor-Leste putuskan 14 desember sebagai Hari Tais Nasional
“Timor Aid ingin membuka museum dengan memamerkan sekitar 400 warisan dari nenek moyang kita. Timor-Leste sangat kaya akan kebudayaan, maka dari itu, saya berharap Pemerintah dan Presiden Republik tidak hanya selalu meminta mitra internasional untuk mendukung kita namun dari kemitraan kita dalam Komite Nasional Warisan Budaya antar pemerintah melalui kementerian terkait mari bersama mengembangkan warisan budaya ini,” jelasnya.
Forum tersebut, diselenggarakan oleh Kepresidenan Republik Timor-Leste bekerja sama dengan Timor Aid dan Asosiasi Jaringan Penenun Timor-Leste, dengan mempertemukan para penenun dari 13 kotamadya dan Daerah Administratif Khusus Oecusse-Ambeno (RAEOA).
Dalam Forum tersebut turut hadir para pejabat pemerintah, diplomat, dan pakar budaya juga berpartisipasi dalam diskusi tentang pelestarian dan promosi bentuk seni tekstil tradisional tais.
Dalam forum tersebut menampilkan presentasi budaya dari seluruh kotamadya, menampilkan upacara tradisional di mana Tais memainkan peran utama. Selain itu, acara ini juga menandai pertemuan umum tahunan Asosiasi Jaringan Penenun Timor-Leste, sebuah jaringan penenun nasional yang dibentuk untuk menjaga warisan budaya tersebut.
Forum Tais Nasional 2024 direncakana digelar selama dua hari pada 10 – 11 desember di area Istana Negara, Bairro Pite, Dili.
Sebelumnya, pada maret 2022, Pemerintah melalui rapat Dewan Menteri telah menyetujui rancangan resolusi pemerintah tentang penetapan tanggal 14 desember sebagai Hari Tais Nasional yang akan diselenggarakan setiap tahun.
Reporter : Mirandolina Barros Soares
Editor : Armandina Moniz
