DILI, 21 agustus 2024 (TATOLI)— Pemerintah hari ini telah memasang meja altar berbentuk kapal di Tasitolu untuk persiapan misa bersama Paus Fransiskus pada 10 september nanti dan bagian dari persiapan telah mencapai 98% sebelum diberikan pada Gereja Katolik.
Direktur Eksekutif ADN (Lembaga Pembangunan Nasional), Rui Lorénço mengatakan, pemerintah berupaya untuk merampung segala persiapan dan telah memasang meja altar yang merupakan kontribusi penuh dari masyarakat Liquiça dan Maubara untuk seluruh rakyat Timor-Leste, para tamu dan Paus Fransiskus.
Berita terkait : Paus Fransiskus resmi kunjungi Timor-Leste pada 09 – 11 september 2024
“Kami sudah membawa meja altar kesini yang nantinya akan digunakan oleh Paus Fransiskus untuk merayakan misa ekarisiti bersama para umat. Kayu dari meja altar ini adalah pemberian dari masyarakat Liquiça dan Maubara. Persiapan saat ini sudah mencapai 98% dan hanya menunggu pekerjaan lain yang harus kita tambahkan,” jelas Rui Lorenço di Tasitolu, rabu ini.
Direktur Rui pun berterima kasih pada masyarakat Liquiça dan Maubara karena memberikan tidak hanya meja altar tetapi dua mimbar sebagai hadia spesial bagi seluruh rakyat Timor-Leste, para tamu serta Paus Fransiskus secara gratis dengan menggunakan kayu besi atau kayu ulin sebagai bahan utamanya.
Dengan begitu sehingga pemerintah hanya perlu membayar untuk proses pembuatannya di Dili dimana meja altar memiliki ukuran tinggi 1,11 meter, lebar 1,10 meter dan panjang 2 meter, selain itu untuk kedua mimbar berukuran lebih dari 2 meter.
Desain dari meja altar adalah permintaan khusus dari ketiga uskup di Timor-Leste untuk menjadikannya seperti sebuah kapal yang melambangkan dua misi kristus, pertama; dalam konsep Alkitab misi Yesus untuk memanggil para muridnya di perahu dan kedua; pertama kali Gereja Katolik hadir di Timor-Leste melalui misionaris Portugis yang menggunakan kapal.
Berita terkait : Paus pimpin misa dengan bahasa portugis, Doa Umat dibacakan dalam bahasa daerah
Dijelaskan, pada sisi depan meja altar ada gambar alkitab dengan nanyian mazmur dan tulisan Sal da Terra e Luz do Mundo (Garam Dunia dan Terang Dunia) sebagai topik spesifik yang berkaitan dengan kunjungan Paus Yohanes Paulus II di Timor-Leste pada 12 Oktober 1989 dengan kondisi rakyat yang dalam penderitaan kehadirannya sebagai momen penguatan untuk bangsa maju dalam kemerdekaan.
“Setiap simbol untuk mengingatkan kembali hikmat yang kita dapatkan dari Tuhan
dan dari ini kita memberikan penghormatan. Adapun simbol kaebauk di meja altar yang melambangkan budaya kita dan seperti yang diketahui tidak hanya di meja altar tapi juga ada Babadok dan Kaebauk di setiap samping bangunan di Tasitolu ini menunjukan tradisi kita dahur (tarian adat), menari menyanyi dan menyembah tuhan,” ucapnya.
Pada hari yang sama juga dipasang patung Maria Imaculada da Conceição pelindung TL dan Korpus (pahatan tubuh Kristus) keduanya memiliki tinggi sekitar 3 meter, untuk satunya senilai hampir $40.000 atau $80.000 untuk keduanya, diproduksi di Jogja (Indonesia) dan dipantau langsung oleh Pastor Guilermino da Silva.
Disebutkan juga proses peresmian untuk altar misa di Tasitolu akan dilakukan pada jumat, 23 agustus 2024 dengan dihadiri oleh Perdana Menteri, Kay Rala Xanana Gusmãso dan entitas lainnya untuk diberikan langsung pada Gereja Katolik diwakili Uskup Agung Virgílio Jardinal do Carmo da Silva bersama perwakilan gereja lainnya untuk diberkati.
Berita terkait : Telah dirilis, Inilah jadwal lengkap kunjungan Paus Fransiskus di Timor-Leste
Reporter : Cidalia Fátima
Editor : Armandina Moniz