iklan

EKONOMI

Bangun landasan pacu AIPNL, MTK sepakat lanjutkan kontrak dengan PT Waskita Karya

Bangun landasan pacu AIPNL, MTK sepakat lanjutkan kontrak dengan PT Waskita Karya

Bandara Internasional Presiden Nicolau Lobato, Comoro. Foto Tatoli/António Gonçalves

DILI, 21 agustus 2024 (TATOLI)— Pemerintah Timor-Leste melalui Kementerian Transportasi dan Komunikasi (MTK -tetun) sepakat melanjutkan kontrak dengan perusahaan PT Waskita Karya (Persero) Tbk dari Indonesia membangun landasan pacu Bandara Internasional Presiden Nicolau Lobato (AIPNL -tetun) Comoro.

Menteri Transportasi dan Komunikasi, Miguel Marques Gonçalves Manetelu menegaskan Pemerintah tidak ingin melakukan pembukaan tender baru karena pemerintahan sebelumnya yang dipimpin mantan Perdana Menteri, Taur Matan Ruak sudah menandatangani kontrak dengan PT. Waskita Karya (Persero) Tbk.

“Untuk tender pemerintah sebelumnya sudah ada tender dan prosesnya sudah sampai akhir dan besok (22/08), saya akan melakukan rapat dengan perusahaan yang memenangkan tender (PT. Waskita Karya) bersama konsultor kita PMC (Perwakilan perusahaan konsultan Indonesia, PT Amythas IN JV Meinhardt PCM), untuk melihat prosesnya. Mereka sudah memenang tender dan selama ini kita hanya melakukan diskusi untuk melihat apa yang perlu ditambahkan,” jelas Menteri Miguel di kantor pemerintah, rabu ini.

Berita terkait : Timor-Leste ingin revisi ulang proyek Bandara Presiden Nicolau Lobato

Pemerintah pun sebelumnya telah memutuskan untuk melanjutkan proyek untuk merehabilitasi dan memperluas landasan pacu di Bandara Internasional Presidente Nicolau Lobato, yang merupakan sebuah inisiatif yang sangat penting untuk pengembangan infrastruktur nasional.

Dalam siaran pers dari Pemerintah pada 16 agustus 2024, dikatakan keputusan ini diambil setelah melakukan analisis yang cermat terhadap pengaturan kontrak untuk proyek tersebut dan sejalan dengan tujuan mengembangkan Rencana Induk untuk Bandara Internasional Presiden Nicolau Lobato di Dili dan menyelesaikan perluasannya, termasuk landasan pacu, dan memastikan kondisi yang diperlukan agar bandara ini memiliki kapasitas untuk menampung sekitar satu juta penumpang per tahun dengan standar keamanan tertinggi, yang ditetapkan dalam Program Pemerintah Konstitusional IX.

Dengan perluasan landasan pacu yang akan dilakukan dalam tiga tahap, bandara ini akan dapat menerima pesawat yang lebih besar, secara signifikan meningkatkan infrastruktur yang ada. Tahap pertama adalah memperpanjang landasan pacu yang ada saat ini dari 1.850 meter menjadi 2.100 meter.

Pada tahap kedua, landasan pacu akan diperpanjang 400 meter ke arah laut, sehingga total panjangnya mencapai 2.500 meter. Terakhir, pada tahap ketiga, landasan pacu akan diperpanjang 500 meter lagi ke arah yang berlawanan, sehingga total panjangnya mencapai 3.000 meter.

Berita terkait : Pinjam $135 juta konstruksi Bandara Comoro, TL-ADB tandatangani MoU

Selain memperluas landasan pacu, proyek ini juga mencakup pembangunan menara kontrol baru, pemasangan sistem pencahayaan modern, dan perbaikan terminal penumpang. Pendanaan untuk proyek ini berasal dari berbagai sumber, termasuk pinjaman dari Bank Pembangunan Asia (ADB), dukungan keuangan dari pemerintah Jepang dan Australia, serta alokasi dari anggaran negara Timor-Leste.

Inisiatif ini mencerminkan komitmen Pemerintah Konstitusional IX untuk mendorong pembangunan berkelanjutan dan modernisasi infrastruktur penting negara, dengan tujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Sebelumnya, pada mei 2023, mantan Perdana Menteri Taur Matan Ruak bersama Presiden Republik, José Ramos Horta menjadi saksi  penandatanganan kontrak untuk peningkatan kualifikasi dan perluasan Bandara Internasional Presiden Nicolau Lobato yang dilakukan oleh mantan Menteri Perhubungan dan Komunikasi, José Agostinho sebagai pemegang proyek, dengan penanggung jawab perusahaan Indonesia pemenang tender, PT. Waskita Karya (Persero) Tbk, dan oleh perwakilan perusahaan konsultan Indonesia, PT Amythas IN JV Meinhardt PCM.

Penandatanganan kontrak ini juga dihadiri oleh Konsorsium Bisnis Jepang yang terdiri dari Japan Airport Consultants, INC, Ehira Architects and Engineers, INC, Oriental Consultants Global CO, LTD, dan Nippon Koei CO, LTD, yang akan bertanggung jawab atas Detailed Engineering Design (DED), pembangunan terminal penumpang, dan konsultasi.

Perusahaan Waskita Karya akan bertanggung jawab atas perluasan landasan pacu dengan total anggaran senilai $72,5 juta, sementara Perusahaan PT Amtyhas lebih fokus pada manajemen dengan anggaran senilai $6,28 juta.

Sedangkan Perusahaan dari Jepang akan membangun terminal penumpang dengan total anggaran senilai $385,62 juta yang dialokasi oleh Pemerintah Timor-Leste dan rakyat Jepang.

Proyek Bandara Dili akan dilaksanakan melalui skema Kemitraan Publik-Privat (PPP – Public-Private Partnership) yang akan melibatkan dukungan sumber daya dari sektor publik dan privat, sedangkan  IFC (International Finance Corporation) dan Bank Dunia akan membantu Pemerintah untuk melihat implementasi proyek besar sesuai kebutuhan masyarakat tidak hanya untuk bandara tetapi untuk pelabuhan, dan jalan.

Pada Pemerintahan Konstitusional yang Ke-delapan, diputuskan proyek tersebut mengikuti tipe hybrid PPP, mengingat sifat mekanisme pembiayaan yang melibatkan berbagai sumber pendanaan, seperti pinjaman, hibah, dan dana dari APBN (Anggaran Pendapatan Belanja Negara) untuk pengembangan berbagai fasilitas bandara.

Pemerintah Timor-Leste telah mendapatkan pinjaman $135 juta dari Bank Pembangunan Asia (ADB) untuk meningkatkan perpanjangan dan pelebaran landasan pacu, taxiway, apron, sistem penerangan penerbangan, menara kontrol lalu lintas, dan gedung administrasi.

Berita terkait : Pemerintah rencana perluas bandara udara Nicolau Lobato

Juga menandatangani perjanjian pinjaman senilai $45 juta, dan perjanjian hibah senilai $28,36 juta dari Pemerintah Australia melalui Australian Infrastructure Financing Facilities for the Pacific (AIFFP) untuk mengembangkan Access Road and Car Park, Maintenance, Cargo, Health Care Facility, Gedung Pemadam Kebakaran, Depo BBM, Pagar Perimeter dan Jembatan Beto Tasi.

Pemerintah Timor-Leste pun akan mengalokasikan $52 juta melalui Dana Infrastruktur untuk membiayai biaya pemukiman kembali bagi keluarga yang terkena dampak dan fasilitas konstruksi sipil lainnya.

Selain itu Kementerian Keuangan juga menandatangani oleh perjanjian $37,5 juta dengan JICA (Japan Internatiobal Cooperation Agency) yang akan dialokasikan untuk pembangunan Gedung Terminal, Sistem Pasokan Air, dan Sistem Pembuangan Limbah. 

Laman resmi Wikipedia yang diakses Tatoli, menyebutkan PT Waskita Karya (Persero) Tbk adalah sebuah badan usaha milik negara Indonesia yang bergerak di bidang konstruksi. Dalam menjalankan bisnisnya, perusahaan ini memiliki lima divisi, yakni Gedung, Infrastruktur I, Infrastruktur II, EPC, dan Luar Negeri. Untuk mendukung kegiatan bisnisnya, perusahaan ini juga memiliki sebelas kantor cabang yang tersebar di seluruh Indonesia.

Reporter : Cidalia Fatimá

Editor     : Armandina Moniz

iklan
iklan

Leave a Reply

iklan
error: Content is protected !!