iklan

HEADLINE, SOSIAL INKLUSIF

DDF 2024 ingatkan Media Massa fokuskan peliputan pada isu lingkungan

DDF 2024 ingatkan Media Massa fokuskan peliputan pada isu lingkungan

Dili Dialogue Forum (DDF) ke-enam 2024 secara resmi dibuka oleh Ketua Parlemen Nasional, Maria Fernanda Lay dengan didampingi Ketua Dewan Pers Otelio Ote, dan anggota Dewan Pers, Isabel Maria Fernandes de Jesus dan Amito Qonusere Araujo. Forum DDF berlangsung di Gedung Multi Uso GMN-Bebora, jumat (10/05). Foto Tatoli/Egas Cristóvão

DILI, 10 mei 2024 (TATOLI)— Dewan Pers Timor-Leste (CI) tahun ini kembali menggelar Dili Dialogue Forum (DDF) edisi 2024 yang mengingatkan kembali media massa di Timor-Leste untuk memfokuskan isu peliputan lingkungan.

Forum DDF dengan tema “Journalism in The Gace of The Enviromental Crisis” atau  Jurnalisme di Tengah Krisis Lingkungan tersebut  berlangsung di Gedung Multi Uso GMN-Bebora, jumat ini.

Anggota Dewan Pers,  Isabel Maria Fernandes de Jesus mengatakan setelah mencatat presentasi dari semua pembicara dalam DDF tahun ini, mengutip ada beberapa poin penting yang menjadi sorotan dari forum tersebut sebagai rekomendasi yang perlu dipertimbangkan dan ditindaklanjuti.

“Poin-poin penting tersebut adalah pemberitaan tentang krisis lingkungan, khususnya perubahan iklim adalah hal yang penting dan harus menjadi sorotan pemberitaan media sebagai solusi untuk menyelamatkan planet bumi. Kebijakan redaksional yang berpihak pada lingkungan harus menjadi gerakan yang terus didorong untuk pembangunan berkelanjutan dan planet hijau,” jelas Anggota Dewan Pers, Isabel Maria Fernandes.

Berita terkait : DDF 2021: Media konvensional harus siap hadapi transformasi 

Ia menegaskan mekanisme yang tepat untuk keselamatan jurnalis dalam memberitakan isu lingkungan menjadi penting untuk terus didorong. Oleh karena itu, media negara, komunitas media, dan asosiasi jurnalis harus mengambil tindakan yang diperlukan karena banyak jurnalis di kawasan ini diancam, baik di lapangan maupun di dunia maya, dan bahkan dibunuh ketika meliput isu lingkungan.

Dikatakan, masyarakat, media dan organisasi masyarakat sipil memainkan peran yang sangat penting dalam mengkampanyekan dan menjaga kebersihan lingkungan untuk menyelamatkan planet bumi.

Selain itu, pengembangan kearifan lokal, terutama konservasi air seperti melindungi danau alami dan membuat danau buatan sangat membutuhkan pemberitaan media untuk melindungi lingkungan, memerangi perubahan iklim dan menyelamatkan planet bumi.

“Sebuah pedoman jurnalisme lingkungan memang perlu didorong untuk media dan jurnalis yang meliput krisis lingkungan di Indonesia. Media harus memiliki kesadaran lingkungan dan kisah-kisah investigasi tentang lingkungan juga harus didorong untuk mengungkap kebenaran tentang perusakan lingkungan,” jelasnya.

Isabel de Jesus menegaskan selama di DDF ini juga mengutip independensi dan imparsialitas jurnalisme di negara ini sangat diperlukan untuk memastikan bahwa publik bisa mendapatkan akses informasi yang faktual dan kredibel dalam rangka memastikan transparansi dan akuntabilitas.

Dilain pihak, Direktur Eksekutif Permatil, Eugenio Lemos ‘Ego’ mengatakan Timor-Leste mengalami kemajuan yang cukup pesat dalam isu lingkungan dibandingkan dengan negara lain, untuk itu hal yang baik yang perlu ditingkatkan lagi adalah bagaimana media mengangkat isu lingkungan.

“Saya tahu sebagian besar media di Timor-Leste lebih fokus pada politik, tetapi karena krisis lingkungan sangat penting. Jadi, saya pikir kita perlu media juga mendedikasikan diri mereka untuk fokus pada isu krisis lingkungan.

Ia berharap media di Timor-Leste dapat memainkan peran untuk mempengaruhi masyarakat bagaimana mencegah dan mengurangi masalah krisis lingkungan tidak hanya melihat sisi pro dan kontra dari krisis lingkungan, tetapi juga perlu menyeimbangkan dengan mengangkat praktik-praktik baik yang telah dilakukan oleh kelompok-kelompok tentang lingkungan di Timor-Leste.

Berita terkait : Tingkat pendidikan jurnalis Timor-Leste jadi perhatian konferensi DDF 2023

Sementara, Ketua Asosiasi Jurnalis Timor-Leste (AJTL), Zevonia Vierra menegaskan selama ini AJTL sendiri terus berupaya untuk meningkatkan pengetahuan wartawan dalam sektor lingkungan mulai dari dampaknya, dana yang digunakan serta mengikut sertakan wartawan dalam peliputan di bidang lingkungan melalui kerjasama dengan Oxfam Timor-Leste.

“Lingkungan ini menjadi isu yang sangat dipermasalahkan di dunia dan ini sangat penting, diharapkan dengan ini para jurnalis dan redaksi media bisa mengutamakan juga peliputan tetang lingkungan,” katanya.

Sekretaris Negara untuk Komunikasi Sosial (SEKOMS), Expedito Dias Ximenes menghargai upaya Dewan Pers untuk menyelengarakan DDF ke-enam dengan diskusi yang fokus pada lingkungan dengan kehadiran Dewan Pers dari Thailand dan Indonesia.

Ia juga mengingatkan kepada para jurnalis untuk terus berupaya dalam menyediakan informasi yang berkualitas dan harus mengikuti kode etik jurnalistik selama melakukan peliputan.

“Informasi apapun yang kita dapatkan harus dikonfirmasikan sebelum dipublikasikan dengan sumber yang tepat sehingga publik tidak kebingungan. Para jurnalis harus memiliki kapasitas Intelektual, Professional dan Teknis,” pintanya.

DDF ke-enam 2024 secara resmi dibuka oleh Ketua Parlemen Nasional, Maria Fernanda Lay didampingi Ketua Dewan Pers Otelio Ote, dan anggota Dewan Pers, Isabel Maria Fernandes de Jesus dan Amito Qonusere Araujo.

Diketahui untuk DDF ke-enam 2024 dihadiri  lebih dari 40 media yang ada di Timor-Leste serta perwakilan Dewan Pers dari Thailand dan Indonesia. 

Reporter : Cidalia Fátima

Editor    : Armandina Moniz

iklan
iklan

Leave a Reply

iklan
error: Content is protected !!