DILI, 28 September 2023 (TATOLI)— Perdana Menteri, Kay Rala Xanana Gusmão mengatakan untuk mencetak buku paspor elektronik (e-Paspor) tidak gampang, sehingga Pemerintah membutuhkan waktu untuk menyediakan paspor-paspor tersebut di Timor-Leste.
Hal tersebut dikatakan, berkaitan dengan masalah yang dihadapi Timor-Leste terkait krisis penyediaan buku paspor eletronik yang menghambat Warga Negara Timor Leste (WNTL) yang berkeinginan untuk ke luar negeri negeri.
“Menteri terkait telah pergi ke Finlandia. Menteri ke Finlandia karena salah satu perusahan dari Singapura yang akan menyediakan paspor tersebut. Jadi, pada akhir bulan september atau oktober ini, buku paspor elektronik mungkin akan sudah ada di Timor,” kata Xanana Gusmão pada wartawan usai bertemu Presiden Republik, Jose Ramos Horta di Istana Negara, Bairro Pite, Dili, kamis ini.
Berita terkait : Perusahaan Thales mulai produksi 16.000 buku paspor Timor-Leste
Kepala Pemerintah itu menegaskan, meskipun saat ini Timor-Leste menghadapi masalah ketersediaan buku paspor, namun Pemerintah masih berusaha untuk menyediakan karena, pembuatan buku pasport tidak mudah, sehingga Menteri Kehakiman, Amândio de Sá Benevides harus pergi ke Finlandia untuk mengecek langsung proses pencetakan buku paspor.
Sementara, pada hari rabu (27/09), Pemerintah melalui rapat Dewan Menteri memutuskan untuk menyetujui prosedur perjanjian langsung dengan perusahaan Thales DIS Singapore PTE LTD, untuk menyediakan 73.150 buku paspor elektronik.
“Hari ini, saya dengan Bapak Presiden juga membahas tentang masa aktif perpanjang paspor. Dimana hanya lima tahun, sehingga menyebabkan WNTL yang bekerja di Korea Selatan, Inggris, dan Australia harus kembali ke Timor-Leste untuk memperbarui paspor mereka,” ujarnya.
Berita terkait : Menteri Amandio pantau pembuatan buku paspor di Finlandia
Dikatakan, Pemerintah berencana untuk menambah perpanjangan paspor lebih sehingga para WNTL tidak akan bolak-balik untuk memperpanjang paspor mereka.
Reporter : Mirandolina Barros Soares
Editor : Armandina Moniz