iklan

POLITIK, INTERNASIONAL, HEADLINE

Bertemu Jaksa ICC, Horta minta dukungan investigasi pada situasi Myanmar

Bertemu Jaksa ICC, Horta minta dukungan investigasi pada situasi Myanmar

Presiden Republik Timor-Leste, José Ramos Horta bertemu Jaksa penuntut dari Pengadilan Kriminal Internasional (ICC), Karim Khan. Foto spesial

DILI, 21 september 2023 (TATOLI)—Presiden Republik Timor-Leste, José Ramos Horta bertemu Jaksa penuntut dari Pengadilan Kriminal Internasional (ICC), Karim Khan. Dalam pertemuan itu, Horta meminta  dukungan kepada Jaksa ICC untuk melakukan investigasi pada situasi di Myanmar.

Berdasarkan siaran pers yang diakses Tatoli, Kepala Negara Timor-Leste, bertemu dengan Jaksa penuntut ICC pada selasa (19/09/2023), di sela-sela pertemuan yang dilakukan di markas Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), New York, Amerika Serikat (AS). Pertemuan tersebut dilakukan sesuai dengan permintaan ICC.

“Dalam pertemuan ini, Presiden Horta membahas tentang situasi di Myanmar yang sedang diinvestigasi oleh ICC atas tuduhan kejahatan terhadap kemanusiaan dan genosida terhadap minoritas Rohingnya,” tulis siaran pers tersebut.

Presiden Horta menyatakan dukungan untuk investigasi ICC dan meminta keadilan bagi para korban kejahatan di Myanmar.

Berita terkait : PM Xanana : pengusiran diplomat dari Myanmar tidak berdampak aksesi TL ke ASEAN

Dalam pernyataannya setelah pertemuan, Presiden Horta mengatakan bahwa ia sangat prihatin dengan krisis hak asasi manusia yang terjadi di Myanmar dan berharap ICC harus melanjutkan investigasi dan membawa keadilan.

ICC adalah pengadilan internasional independen yang menangani kasus-kasus kejahatan yang memperhatikan kepentingan internasional, termasuk genosida, kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan.

ICC didirikan dengan peraturan Roma yang disetujui pada tahun 1998 dan mulai berlaku pada tahun 2002.

Timor-Leste juga merupakan anggota ICC dan telah meratifikasi Statuta Roma. Pada tahun 2010, ICC melakukan investigasi pertamanya di Timor-Leste terkait dengan kejahatan yang dilakukan selama perjuangan kemerdekaan melawan Indonesia.

Pertemuan antara Presiden Horta dan Jaksa Khan menjadi tanda penting bagi Timor-Leste dalam mendukung ICC dan pelayanannya.

Dukungan Timor-Leste terhadap investigasi ICC di Myanmar merupakan perkembangan yang  baik dan akan membantu memastikan bahwa korban kejahatan tersebut mendapatkan keadilan.

Berdasarkan laman resmi CNN Indonesia menyebutkan, Jaksa penuntut dari Pengadilan Kriminal Internasional (ICC), Karim Khan  berasal dari Inggris. Ia terpilih sebagai jaksa penuntut ICC pada sesi ke-19 Majelis Negara Pihak Statuta Roma di New York. Kemudian, ia dilantik pada 16 Juni 2021.

Berita terkait : Parlemen Timor-Leste setujui resolusi kecam keputusan Junta Militer Myanmar

Sebelum menjadi Jaksa di ICC, Khan pernah menjabat sebagai Asisten Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Ia juga pernah menjadi penasihat khusus dan kepala di Tim Investigasi PBB yang mempromosikan pertanggungjawaban atas kejahatan yang dilakukan Da’esh/ISIL di Irak (UNITAD) pada 2018-2021. UNITAD berdasarkan resolusi Dewan Keamanan 2379 (2017).

Mereka bertugas mempromosikan upaya pertanggungjawaban atas genosida, kejahatan terhadap kemanusiaan dan kejahatan perang yang dilakukan ISIL.

Menurut situs resmi ICC, Khan merupakan pengacara dan penasihat raja yang profesional. Pada 2018, ia ditunjuk sebagai Recorder of the Crown Court dan sebagai Bencher of Lincoln’s Inn.

Rekam jejak dia di dunia hukum juga tak sangat banyak. Ia menjadi pengacara hukum pidana internasional dan hak asasi manusia selama 30 tahun.

Selain itu, ia juga memiliki pengalaman sebagai jaksa, penasihat korban dan pengacara pembela di pengadilan domestik dan internasional.

Berita terkait : Pemerintah NUG Myanmar minta dukungan HAM dari Timor-Leste

Beberapa pengadilan yang pernah dijajaki adalah Pengadilan Kriminal Tribunal Rwanda, Pengadilan Luar Biasa di Kamboja, Pengadilan Khusus untuk Lebanon dan Pengadilan Khusus untuk Sierra Leon.

Dia juga mewakili korban pelanggaran hak asasi manusia di Afrika dan Asia.

Reporter : Mirandolina Barros Soares

Editor      : Armandina Moniz

iklan
iklan

Leave a Reply

iklan
error: Content is protected !!