DILI, 28 maret 2023 (TATOLI)—Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM -inggris) bersama Sekretariat Negara urusan Perlindungan Sipil (SEPS) mendukung Otoritas Perlindungan Sipil (APC -portugis) untuk mengembangkan sebuah pedoman yang berfokus pada manajemen risiko bencana.
Sekretaris Negara SEPS, Joaquim G. Martins mengatakan, pihaknya mengelar seminar dengan dukungan IOM untuk mengembangkan pedoman manajemen risiko bencana serta pengaturan penyimpanan (Regra Aramagenamento).
“Seminar nasional ini sangat penting untuk APC khususnya bagi mereka yang bertugas di regional dan kotamadya dengan begitu bisa melakukan manajemen yang baik ketika terjadi bencana alam,” jelas Joaquim Gusmão Martins di City8, selasa ini.
Ia menyebutkan, APC selalu siap untuk mendukung masyakat disaat yang dibutuhkan bahkan sudah siap hingga ke tingkat kotamadya. Selain itu telah ditetapkan gudang sementara di beberapa kota untuk memenuhi kebutuhan saat terjadi bencana alam.
Perwakilan IOM di Timor-Leste, Ihma Shareef IOM mengatakan pihaknya telah bekerja di TL mengurangi risiko bencana alam sejak 2008. Kemitraan dengan APC sendiri difokuskan pada manajemen risiko bencana, peningkatan kapasitas petugas Perlindungan Sipil untuk menanggapi bencana.
Dalam kesempatan ini, IOM membagikan pengalamannya bagaimana bersama CVTL (Palang Merah Timor-Leste) memimpin dalam pengelolaan kamp serta bekerja di penampungan selama keadaan darurat dan dalam sistem peringatan dini.
Ia berharap semua orang dapat bekerja sama untuk dapat memimpin dalam menanggapi bencana serta membantu masyarakat untuk merespons dengan baik.
IOM Timor-Leste telah melaksanakan beberapa proyek multi-tahun yang bertujuan untuk memperkuat kapasitas kelembagaan di berbagai tingkatan dalam hal pencegahan, kesiapsiagaan, tanggapan dan pemulihan bencana, serta meningkatkan ketahanan tingkat akar rumput di komunitas yang paling rawan bencana untuk mengurangi risiko bencana.
Lokasi Timor-Leste di utara zona subduksi antara lempeng Eurasia dan Australia membuatnya sangat rentan terhadap bahaya alam. Negara TL juga mengalami efek siklus anomali cuaca terkait El Nino, yang berkaitan dengan kekeringan.
Perubahan iklim ini, yang diperkirakan akan menjadi lebih akut di masa depan, dikombinasikan dengan serangan hama serta banjir biasa, tanah longsor, pergeseran sungai dan erosi akibat hujan yang lebat, topografi yang curam dan penggundulan hutan yang meluas, membuat Timor-Leste semakin rentan terhadap kerawanan pangan, ketidakstabilan dan kemiskinan.
Reporter : Cidalia Fátima
Editor : Armandina Moniz