DILI, 21 juni 2022 (TATOLI)— Direktur Klinik Moris Foun, Dedi Irawan mengatakan pihaknya siap bertanggung jawab atas kesalahan pengiriman item obat yang tidak termasuk dalam kategori pengadaan SAMES (Badan Penyimpanan Obat-Obatan dan Peralatan Medis).
“Saya siap untuk mempertanggungjawabkannya. Karena, ini merupakan kesalahan saya. Saya akan menerima denda apa yang akan diberikan. Intinya saya siap untuk bertanggung jawab secara hukum yang ditetapkan di Timor-Leste (TL),” kata Direktur, Dedi Irawan pada wartawan di Colmera Dili, selasa ini.
Dijelaskan, SAMES bekerjasama dengan Klinik Moris Foun untuk pengadaan obat-obatan dari India. Jumlah obat-obatan tersebut sekitar dua kontainer. Dimana, satu kontainer telah dikirim.
Berita terkait : Item obat tidak termasuk kategori pengadaan, PNTL investigasi Klinik Moris Foun
“Ada banyak kesalahan saat mengirim obat-obatan dalam kontainer pertama untuk SAMES. Dimana, mereka di India menyiapkan barang untuk Moris Foun, yang tidak termasuk dalam kategori SAMES. Tetapi, saya mendapati informasi tersebut sudah terlambat, dan mereka mengatakan kepada kami bahwa sekitar 49 kilo barang bukan milik SAMES,” ujarnya.
Dijelaskan, dalam pengiriman kontainer ditulis dengan penerima SAMES. Begitupun untuk Moris Foun. Tetapi, karena adanya kesalahan teknis beberapa obat pengirimannnya salah, dengan penerima Moris Foun namun dalam kontainer SAMES.
“Ada beberapa item obat-obatan didalam kontainer SAMES yang ditulis penerima Klinik Moris Foun. Ada sekitar 2000 lebih dos yang pajak seharusnya dibayar SAMES, namun dengan adanya kesalahan maka Moris Foun yang harus menanggungnya,” ungkapnya.
Sementara itu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah menyerahkan proses investigasi kepada Klinik Moris Foun atas kasus beberapa item obat yang dibeli tidak termasuk dalam kategori pengadaan SAMES (Badan Penyimpanan Obat-Obatan dan Peralatan Medis) kepada Polisi Nasional Timor Leste (PNTL).
Reporter : Mirandolina Barros Soares
Editor : Armandina Moniz
