DILI, 10 november 2021 (TATOLI)—Perdana Menteri, Taur Matan Ruak mengakui kerapuhan ekonomi yang ada di Timor-Leste (TL) disebabkan empat faktor yakni , ketidakstabilan politik, resesi ekonomi, pandemi Covid-19 dan bencana alam.
“Apa yang berkontribusi pada situasi ekonomi kita ada empat faktor yakni, ketidakstabilan politik, resesi ekonomi, pandemi Covid-19 dan bencana alam dari 2020 hingga 2021 yang menyebabkan banyak kerugian,” ungkap PM, Taur di Hotel Timor, Dili, selasa.
Perdana Menteri, Taur menjelaskan, kerugian nyata yang dialami masyarakat dan negara selama bencana alam pada 2020 mencapai $50 juta lebih dan pada 2021 sekitar $200 juta dan untuk melakukan konstruksi kembali negara harus merogoh dana sekitar $300 juta.
“Kami memiliki banyak pekerjaan untuk dapat mendiversifikasi ekonomi nasional, menciptakan usaha baru yang inovatif dan produktif, meningkatkan potensi sumber daya manusia dan meningkatkan akses penduduk terhadap informasi dan pengetahuan tentang dukungan sosial dan ekonomi yang diberikan Sektor Publik, serta peluang yang ditawarkan oleh pasar,” katanya.
Dikatakan, tantangannya terletak pada pemulihan ekonomi di sisi penawaran, di mana basis produktif negara sebenarnya berada. Sisi penawaranlah yang membutuhkan infrastruktur, pelatihan dan pemberdayaan masyarakat, reformasi kelembagaan, yang dapat membantu perekonomian untuk bereaksi, dan berjalan dengan baik.
Banyak kebijakan publik, di masa pandemi, cenderung berhenti di bagian pertama, yaitu membantu orang dan perusahaan. Karena ini, adalah perang melawan dampak negatif pandemi dalam jangka pendek, tetapi bantuan tidak menumbuhkan ekonomi dan negara-negara akan membedakan diri mereka dalam memerangi dampak jangka menengah dan panjang.
“Memang kita punya Economic Recovery Plan, yaitu program pemulihan ekonomi. Tetapi juga benar bahwa kita menghadapi tantangan untuk mengimplementasikan Rencana Pemulihan Ekonomi secara efektif,” tegas PM, Taur.
Reporter : Cidalia Fátima
Editor : Armandina Moniz