DILI, 03 november 2021 (TATOLI)— Presiden Republik, Francisco Guterres Lú Olo meminta kepada pria dan wanita untuk menjalin mitra dan melestarikan hubungan baik dan erat pada semua aspek.
Permintaan Kepala Negara ini disampaikan dalam rangka memperingati hari nasional perempuan pada 3 november 2021.
Presiden Republik, Francisco Guterres Lú Olo melalui siaran pers yang diakses Tatoli, rabu (3/11), menyebutkan bahwa wanita mempunyai peran penting dan mempunyai kekuatan dalam kebebasan nasional.
“Pria dan wanita perlu lestarikan hubungan baik dan erat di semua aspek dimulai dari keluarga hingga pada semua masyarakat” kata Presiden Lú Olo.
Presiden Lú Olo juga mengatakan pendidikan merupakan peran penting dalam melestarikan hubungan baik pria dan wanita karena dengan pendidikan yang memadai dapat mencapai kehidupan yang lebih baik di masa depan. Karena itu, diperlukan kerjasama orang tua dengan pemerintah dengan memberi kesempatan dan memperlakukan pria dan wanita memiliki hak yang sama.
“Saya minta pada semua instansi publik dan pribadi yang membuka lapangan kerja harus memilih peserta sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya, bukan dilihat dari pria dan wanita,” katanya.
Menurut data sensus penduduk tahun 2015, menunjukkan angka perempuan hampir sama dengan pria.
“Mau tidak mau, wanita telah menjadi kekuatan besar yang tidak bisa disingkirkan, dan ini dapat memberikan dampak bagi kemajuan ekonomi dan sosial keberlanjutan di masa depan,” ucap Kepala Negara dalam siaran pers itu.
Menurutnya, dengan memberi kesempatan pada partisipasi perempuan dalam kemajuan nasional dapat melestarikam demokrasi yang telah ditetapkan pada konstitusi. Demokrasia yang dijunjung oleh nilai dan prinsip negara demokratik.
“Sangat penting agar semua orang menghormati pejuang kita melalui partisipasi perempuan dan wanita dalam kemajuan negara ini, ”jelas Presiden Lú Olo.
Dikatakan, pemerintah menetapkan tanggal 3 november merupakan hari Nasional bagi semua perempuan, melalui undang-undang dengan No. 10/2005, sebagai hari libur dan tanggal perayaaan.
Pada tahun 2005 pemerintah memilih tanggal tersebut, dengan tujuan untuk merayakan dan melestarikan sejarah perempuan pejuang untuk pertama kali, yang berani memperjuangkan impian rakyat TL sampai mengorbankan nyawanya.
“Pada tanggal 3 november 1975, pejuang wanita yang dikenal dengan nama Maria Tapo. Dia berjuang di perbatasan Tapo (Bobonaro) sampai tewas ditembak musuh ketika terjadi penyerangan. Akibatnya, Maria Tapo kehilangan nyawanya. Namun, perjuangannya tidak dilupakan oleh sesama wanita di dalam negeri maupun luar negeri selama perjuangan kebebasan Nasional.
“Pada perayaan 3 november, merupakan tanggal resmi, dimana kita menghormati semua wanita dan penjuang, yang meninggal dan selamat, dan menghitung juga mereka yang memberikan nyawanya untuk kasus nasional untuk kebebasan nasional dan kebebasan rakyat,” ujarnya.
Presiden Lú Olo sangat bangga dengan memberi penghormatan pada pendiri organisasi yang melestarikan hati nurani sebagai nasionalisme pada perempuan dan sebagai warga negara TL mempunyai hak dan kewajiban yang sama dengan pria.
“Dengan tujuan, memberi penghargaan pada pejuang wanita, salah satunya, Maria do Ceu Peteire “Bi-Lear” yang telah bergabung dengan mendirikan organisasi pertama di tahun 1974. Dengan inisiatif dari organisasi perempuan pertama sebagai kekuatan pertama, untuk berjuang bersama pada kebebasan yang dipimpin oleh Rosa Bonaparte Soares alias Muki,” kata Presiden Lú Olo.
Reporter : Mirandolina Barros Soares
Editor : Armandina Moniz