DILI, 08 Oktober 2025 (TATOLI)— Pemerintah melalui rapat Dewan Menteri di kantor Pemerintah, Dili, secara resmi menetapkan Tema Nasional untuk memperingati HUT ke-50 Proklamasi Kemerdekaan Republik Demokratik Timor-Leste (RDTL), yang jatuh pada 28 November 2025.
Tema Nasional yang disetujui oleh Dewan Menteri berbunyi “Que a celebração destes 50 anos, do passado, nos assegure confiança no presente e esperança no futuro!” (Perayaan 50 Tahun, dari masa lalu, meyakinkan kita akan kepercayaan dan harapan masa kini untuk masa depan!”.
Penetapan tema ini menjadi bagian penting dari persiapan Perayaan Emas Proklamasi Kemerdekaan Timor-Leste, yang menandai lima dekade sejak bangsa ini pertama kali memproklamasikan kemerdekaannya pada 28 November 1975.
Untuk diketahui bahwa, pada 28 November 1975, FRETILIN (Frente Revolucionária de Timor-Leste Independente) secara resmi memproklamasikan República Democrática Timor-Leste, mengakhiri sekitar 400 tahun penjajahan Portugis, dengan Francisco Xavier do Amaral sebagai Presiden dan Nicolau Lobato sebagai Perdana Menteri.
Deklarasi sepihak ini dilakukan di tengah ketegangan politik setelah Revolusi Bunga Portugal pada 1974 dan segera diikuti oleh konflik internal antara partai-partai lokal, terutama FRETILIN dan UDT, yang memicu perang saudara singkat.
Ketidakstabilan internal tersebut menjadi salah satu faktor yang dimanfaatkan oleh aktor eksternal. Dimana, proklamasi ini memicu reaksi dari elemen pro-Indonesia dan berujung pada invasi militer Indonesia pada 07 Desember 1975 melalui Operasi Seroja, yang memulai pendudukan hampir 24 tahun.
Meskipun proklamasi tersebut tidak langsung menghasilkan pengakuan internasional, perjuangan rakyat Timor-Leste terus berlanjut hingga referendum yang diawasi PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) pada 1999 dan merestorasikan kemerdekaan penuh pada 20 Mei 2002.
Oleh karena itu, setiap 28 November diperingati sebagai Hari Proklamasi Kemerdekaan, menandai momen penting dalam perjuangan bangsa Timor- Leste untuk menentukan nasib sendiri.
Reporter : Cidalia Fátima
Editor : Armandina Moniz