DILI, 15 April 2025 (TATOLI) – Timor-Leste berpartisipasi dalam Expo Osaka Jepang 2025 dengan mempromosikan identitas budaya dan destinasi wisata negara kepada pengunjung yang menghadiri acara global bertema “Merancang Masyarakat Masa Depan untuk Kehidupan Kita”.
Produk Timor-Leste yang dipamerkan pada acara tersebut meliputi pakaian tradisional, kain tais, aksesori, dan sumber daya alam.
Berita terkait : MTKI koordinasikan persiapan Timor-Leste ikut Expo Osaka 2025 di Jepang
Pembukaan pameran dunia diadakan pada tanggal 13 April 2025, dengan partisipasi Wakil Perdana Menteri dan Menteri Koordinator Urusan Ekonomi dan Menteri Pariwisata dan Lingkungan Hidup, Francisco Kalbuadi Lay, bersama delegasi dan anggota Parlemen Nasional.
Menurut siaran pers yang diakses oleh TATOLI dari halaman Menteri Koordinator Urusan Ekonomi (MKAE), Timor-Leste mengunjungi paviliun dari negara-negara seperti Australia, Malaysia, Indonesia dan negara-negara anggota ASEAN lainnya.
Ekonomi Biru Timor Leste di Expo Osaka
Pada pameran tersebut, Timor-Leste juga memamerkan upayanya pada Ekonomi Biru yang menarik pengunjung internasional ke potensi unik dan keindahan alam sumber daya laut negara tersebut.
Di paviliun Timor-Leste ini, selain menyajikan seni dan budaya Timor-Leste juga dimeriahkan dengan pameran material Ekonomi Biru, terutama buku-buku fotografi, buku anak yang dilengkapi dengan buku pewarnaan “Lautku, Timorku” serta cinderamata dan berbagai bingkisan bagi pengunjung.
Menurut laman Kantor Batas Darat dan Laut, buku tersebut merupakan bagian dari kampanye Ekonomi Biru “Lautku, Timorku” dengan tujuan untuk mendorong pembangunan berkelanjutan sumber daya kelautan Timor-Leste guna mendiversifikasi perekonomian negara.
Pada pembukaan pameran, Paviliun Timor-Leste dikunjungi oleh Sekretaris Jenderal ASEAN, Kao Kim Hourn dan diberikan Buku Foto Ekonomi Biru berjudul “Lautku, Timorku” yang diproduksi oleh Kantor Perbatasan Darat dan Maritim.
Expo Osaka 2025, dibuka mulai 13 April hingga 13 Oktober 2025, dengan total 200 paviliun dan partisipasi dari 158 negara di dunia, termasuk Timor-Leste.
TATOLI