DILI, 28 Februari 2025 (TATOLI)— Konferensi Internasional Climate Change yang digelar di Timor – Leste selama empat hari oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Wilayah Asia Tenggara (SEARO), maka WHO di Timor-Leste menyampaikan proposal pada mitra donor untuk mengakses dana iklim.
WHO di Timor-Leste menyampaikan proposal pada mitra donor untuk mengakses dana iklim itu melalui Konferensi internasional tentang Perubahan Iklim dan Kesehatan, yang digelar selama empat hari (25 – 28 februari 2025) di Hotel Hilton, Fatuhada Dili, jumat ini.
WHO SEARO melalui Direktur Kesehatan Penduduk dan Penyakit Tidak Menular, Hussain Rasheed, mengatakan pembahasan yang dilakukan selama konferensi internasional tentang iklim dan kesehatan ini sangat penting untuk mengidentifikasi area prioritas bagi setiap negara untuk mengakses pada dana iklim.
Berita terkait : Pemerintah dan mitra internasional bahas transformasi akses pada dana Climate Change
“Diskusi ini mengarahkan kami untuk mengidentifikasi area prioritas bagi setiap negara dan kami membuat konsep proyek yang akan dipresentasikan kepada para donatur agar kami dapat mengakses pada dana iklim,” kata Hussain Rasheed pada wartawan Tatoli, di Hotel Hilton Fatuhada Dili, jumat ini.
Menurutnya, konferensi internasional tersebut juga sangat penting bagi Timor-Leste untuk memperkuat sumber daya teknologi dan manusianya, dengan memastikan sistem kesehatan yang tangguh dalam menanggapi dampak perubahan iklim.
Di tempat yang sama, Vocal Point Aliansi Aksi Perubahan Iklim dan Kesehatan (ATACH) Timor – Leste di Asia, Tomasia de Sousa, mengatakan Kementerian Kesehatan bangga dengan pertemuan SEARO yang diadakan di sini yang berfokus pada cara mengakses pada dana iklim untuk mendukung sistem kesehatan.
“Pertemuan tersebut untuk melatih bagaimana negara-negara anggota dapat lebih memahami apa yang dibutuhkan oleh masing-masing negara untuk menanggapi perubahan iklim terutama, memperkuat sistem kesehatan nasional. Jadi, ini untuk membahas bagaimana berpartisipasi dan berbagi pengalaman,” katanya,
Dijelaskan, dengan konferensi internasiona tersebut Timor-Leste khususnya Kementerian Kesehatan dapat menyiapkan konsep yang lebih baik agar dapat mengakses pada dana iklim. Karena dampak iklim sangat besar terutama dapat mempertaruhkan kesehatan manusia.
Berita terkait : Timor-Leste terpilih jadi tuan rumah konferensi internasional Climate Change
“Saat ini kita sedang menghadapi masalah gizi buruk. Jika musim kemarau yang panjang maka akan berdampak pada ketahanan pangan, gizi buruk, dan lainnya terhadap kesehatan manusia, seperti muncul DBD (Demam Berdarah Dengue), dan diare yang disebabkan oleh perubahan iklim. Karena itu, Kementerian Kesehatan terus memperkuat sistem kesehatan nasional, agar kita bisa tanggap terhadap perubahan iklim yang kuat,” paparnya.
Sepuluh negara Asia yang menghadiri konferensi internasional Clime Change yaitu, Bangladesh, Bhutan, The Democratic People Republic of Korea, India, Maldives, Myanmar, Nepal, Sri Lanka, Thailand, dan Indonesia. Sementara ada juga beberapa negara dari Eropa dan Amerika.
Reporter : Mirandolina Barros Soares
Editor : Armandina Moniz