DILI, 25 Februari 2025 (TATOLI)–Pemerintah bersama dengan mitra internasional mengadakan pertemuan aliansi untuk transformasi akses pendanaan iklim untuk kesehatan di Timor-Leste.
“Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Kementerian Kesehatan dan Organisasi Kesehatan Dunia di Timor-Leste (WHO) dan timnya karena telah berkoordinasi dengan SEARO untuk menyelenggarakan pertemuan penting ini tentang akses terhadap pendanaan iklim untuk kesehatan di negara kami,” kata Wakil Perdana Menteri, Menteri Koordinator Sosial, dan Menteri Pembangunan Pedesaan dan Perumahan Masyarakat, Mariano Assanami Sabino, dalam pidatonya di Hotel Palm Spring Fatuhada, Selasa ini.
Menteri mengatakan, perubahan iklim bukan hanya masalah lingkungan, tetapi juga krisis kesehatan, terutama negara kepulauan kecil seperti Timor-Leste, perubahan iklim bukan sekadar tantangan, tetapi ancaman.
“Banjir, kekeringan, tanah longsor, naiknya permukaan air laut sering terjadi di negara kita, yang pada akhirnya menyebabkan terganggunya keanekaragaman hayati dan ekosistem, menurunnya produksi pertanian, meningkatnya kerawanan pangan, kekurangan air, rusaknya infrastruktur, mempengaruhi kualitas udara, kesehatan manusia, dan mempengaruhi kehidupan manusia dalam berbagai cara. Tidak diragukan lagi bahwa penundaan lebih lanjut dalam memerangi perubahan iklim akan meningkatkan risiko kesehatan, merusak perbaikan kesehatan global dan lokal selama beberapa dekade, dan bertentangan dengan komitmen kolektif kita untuk kesehatan bagi semua,” ujarnya.
Berita terkait : Hari Pengobatan Darurat Sedunia, Kemenkes : Beri kepercayaan pada UGD HNGV
Dikatakan, perlu adanya tindakan mendesak untuk meningkatkan kesehatan dan membangun sistem kesehatan yang lebih tangguh terhadap iklim, berkelanjutan terhadap lingkungan, dan rendah karbon.
“Pemerintah Timor-Leste berkomitmen penuh untuk memajukan inisiatif iklim dan kesehatan. Kami akan tetap terlibat aktif dalam negosiasi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang perubahan iklim dan mendukung komitmen kesehatan. Saat kita memulai diskusi ini, saya mendorong anda semua untuk terlibat aktif, berbagi pengalaman, dan mengidentifikasi tindakan konkret yang dapat diambil ke depan. Mari kita ubah tantangan menjadi peluang dan bangun masa depan yang lebih sehat dan tangguh bagi masyarakat dan planet kita,” tegasnya.
Di kesempatan yang sama, Perwakilan Organisasi Kesehatan Dunia di Timor Leste, Arvind Mathur, menganggap, pendanaan iklim sangat penting bagi kesehatan masyarakat di Timor-Leste.
“Pendanaan iklim sangat penting untuk melindungi kesehatan masyarakat, membangun sistem kesehatan yang tangguh terhadap iklim dan berkelanjutan secara lingkungan, serta mendorong mitigasi yang sehat. Namun, sektor kesehatan menghadapi berbagai hambatan dalam mengakses pendanaan iklim, termasuk kurangnya informasi tentang peluang pendanaan yang tersedia,” ungkap Perwakilan WHO Arvind Mathur.
Dijelaskam, WHO Timor-Leste dengan dukungan dari pihak regional, tetap berkomitmen untuk memberikan dukungan kepada negara-negara di Kawasan Asia Tenggara, dengan menyatukan para pemangku kepentingan dan bekerja sama, guna memperkuat ketahanan, melindungi kesehatan, dan memastikan pembangunan berkelanjutan bagi generasi mendatang.
Oleh karena itu, Direktur Departemen Populasi Lebih Sehat dan NCDs, WHO SEARO, Hussain Rasheed, menjelaskan pertemuan teknis regional tersebut memberikan kesempatan penting bagi para delegasi untuk membahas strategi mengakses dana iklim internasional dan menerapkan langkah-langkah adaptasi dan mitigasi dalam sektor kesehatan.
Diskusi tersebut juga akan berkontribusi dalam membentuk agenda aksi kesehatan untuk konferensi perubahan iklim COP30 mendatang.
“Pertemuan ini akan memfasilitasi rasionalisasi sumber daya keuangan untuk kesehatan dan perubahan iklim serta memperkuat kapasitas negara-negara untuk mengakses dana internasional yang memungkinkan pelaksanaan tindakan adaptasi dan mitigasi kesehatan.” ujar Hussain Rasheed.
Wakil Menteri Kesehatan untuk Operasional Rumah Sakit, Flávio Brandão, menyampaikan apresiasinya kepada WHO Wilayah Asia Tenggara karena telah memilih Timor-Leste sebagai tuan rumah pertemuan penting ini.
“Pertemuan ini diadakan pada saat yang krusial ini, dimana merupakan wadah untuk berbagi pengetahuan, belajar, membangun kapasitas dalam hal perangkat yang dibutuhkan untuk memobilisasi sumber daya teknis, finansial, dan manusia secara terkoordinasi,” jelas Flávio.
Perubahan iklim tetap menjadi salah satu ancaman kesehatan global yang paling mendesak, memperburuk ketidaksetaraan dan kerentanan yang ada.
Sektor kesehatan sendiri bertanggung jawab atas sekitar 5% emisi gas rumah kaca global, menyoroti kebutuhan penting akan sistem kesehatan yang berkelanjutan dan tangguh terhadap iklim.
Konferensi internasional oleh Teknis Regional Asia Tenggara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tentang Perubahan Iklim dan Kesehatan, pada tanggal 25-28 Februari 2025.
Pertemuan ini dihadiri oleh negara-negara anggota, WHO Asia Tenggara, para pakar dari kantor pusat dan kantor regional WHO, serta perwakilan lembaga donor dan mitra kerja sama.
Reporter : Mirandolina Barros Soares
Editor : Julia Chatarina