DILI, 25 Februari 2025 (TATOLI)–Uni Eropa bekerja sama dengan Kementerian Administrasi Negara, Selasa ini, menyelengarakan lokakarya untuk membahas desentralisasi di Timor-Leste dengan topik ‘Mendekatkan Layanan Kota kepada Warga Negara Timor-Leste’.
Melalui siaran pers yang diakses oleh Tatoli, acara tersebut dihadiri oleh para pemangku kepentingan utama dalam proses desentralisasi seperti organisasi pemerintah, mitra pembangunan, dan masyarakat sipil, dalam memberikan kontribusi untuk merefleksikan kemajuan desentralisasi di Timor-Leste, membahas tantangan yang dihadapi, dan mengidentifikasi langkah-langkah untuk memajukan tata kelola lokal dan penyediaan layanan.
Duta Besar Uni Eropa di Timor-Leste, Marc Fiedrich menyoroti kontribusi dan komitmen Uni Eropa untuk mendukung proses desentralisasi dan pentingnya membahas pencapaian dan tantangan dalam dialog partisipatif.
“Lokakarya hari ini merupakan bagian penting dari komitmen berkelanjutan Uni Eropa untuk mendukung upaya desentralisasi Timor-Leste. Lokakarya ini sebagai platform untuk dialog, kolaborasi, dan pertukaran ide antara otoritas pemerintah, mitra internasional, masyarakat sipil, dan pemangku kepentingan pembangunan,” kata Dubea UE, Marc Fiedrich, melalui siaran pers.
Berita terkait : PM Xanana minta dukungan UNDP kembangkan program desentralisasi di Timor-Leste
Ditambahkan, melalui pembahasan tersebut dapat membangun visi bersama dan rekomendasi yang dapat ditindaklanjuti untuk memajukan proses desentralisasi dan mendekatkan layanan kota kepada masyarakat.
Dikesempatan yang sama, Menteri Administrasi Negara, Tomás do Rosário Cabral, menegaskan kembali dedikasi Pemerintah Timor-Leste untuk memajukan desentralisasi.
“Pusat Layanan Terpadu (Balkaun Úniku) merupakan inisiatif utama pemerintah untuk mendekatkan layanan kepada warga negara.
Balkaun Úniku menyediakan 19 layanan dari berbagai kementerian. Prakarsa ini juga mempromosikan digitalisasi, yang memungkinkan warga untuk mengajukan permohonan layanan secara daring melalui situs web atau aplikasi seluler, dengan program percontohan yang dimulai di dua kotamadya.”tuturnya.
Menteri juga menyoroti dukungan dari mitra pembangunan, yang berkontribusi untuk memperkuat tata kelola lokal dan meningkatkan akses layanan kepada warga.
Lokakarya ini diselenggarakan dalam tiga panel diskusi tentang kepemimpinan perempuan dalam tata kelola kota, optimalisasi model One-Stop Shop untuk penyediaan layanan yang lebih baik, dan persiapan kota untuk Strategi Desentralisasi Administratif yang akan datang (2025-2028).
Para peserta membahas tantangan dan peluang untuk pengembangan desentralisasi di negara tersebut.
Acara ini menandai langkah penting dalam perjalanan desentralisasi Timor-Leste, memberikan wawasan berharga tentang kemajuan yang telah dibuat dan pekerjaan yang masih harus dilakukan untuk mendekatkan layanan penting kepada warga secara efisien.
Dukungan Uni Eropa untuk desentralisasi
UE telah mengambil bagian dalam mendukung desentralisasi di Timor-Leste melalui alokasi dana senilai EUR 15 juta untuk Program Dukungan untuk Dekonsentrasi dan Desentralisasi (SPDD-TL), Dukungan keuangan ini berkontribusi pada pelaksanaan reformasi penting, termasuk Undang-Undang Keuangan Kotamadya dan Undang-Undang tentang Pemilihan Kotamadya.
Tonggak penting dalam proses ini adalah perluasan Statuta Otoritas Kotamadya baru-baru ini ke semua kotamadya, yang memberdayakan pemerintah daerah dengan autonom yang lebih besar untuk mengelola kegiatan administratif dan fiskal mereka secara lebih efektif.
Selain perubahan legislatif ini, UE telah mendukung inisiatif peningkatan kapasitas yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kotamadya dalam mengelola sumber daya publik.
Upaya dalam pengelolaan keuangan publik telah meningkatkan efisiensi pemerintah daerah dalam penganggaran, alokasi sumber daya, dan pengawasan keuangan, yang selanjutnya memajukan desentralisasi.
Peluncuran Portal Kotamadya 2.0 dan platform pembelajaran elektronik BELE juga telah membekali pejabat daerah dengan berbagai perangkat untuk meningkatkan pemberian layanan dan tata kelola.
Reporter : Mirandolina Barros Soares
Editor : Julia Chatarina