DILI, 21 Februari 2025 (TATOLI)–Pemerintah Selandia Baru dan Timor-Leste telah sepakat untuk mengimplementasikan program Skema Recognised Seasonal Employer (RSE) pada tahun ini, untuk merekrut 50 pekerja Timor-Leste pada tahap awal.
Hal ini ditegaskan oleh Sekretaris Negara Pelatihan Profesional dan Ketenagakerjaan (SEFOPE, akronim portugis), Rogério de Araújo Mendonça, usai mengakhiri pertemuan dengan Duta Besar (Dubes) Selandia Baru untuk Timor-Leste, Helen Tunnah, di kantor SEFOPE, Caicoli, jumat ini.
Sekretaris Negara Rogério mengatakan, pertemuan tersebut telah dilakukan sejak 18 Februari dengan kehadiran Perwakilan Kementerian Bisnis, Inovasi dan Ketenagakerjaan Selandia Baru, Matthew Gibbs, dan Nick Leffler, dari konsultan Allen + Clarke untuk membahas implementasi program RSE di Timor-Leste.
“Kita (SEFOPE) juga diberitahukan oleh Dubes bahwa pada tahap pertama hanya akan ada 50 orang yang direkrut, kita tidak langsung merekrut 1000 atau sekian, tapi ini akan bertahap,” ungkap Rogério.
Ia menjelaskan, pada tahap awal ini akan menjadi penentu kelanjutan program RSE, dan Pemerintah Selandia Baru akan berkolaborasi dengan para perusahaan untuk melihat kemajuan dari para pekerja pada tahap awal sebelum menaikkan pengiriman pekerja.
Berita terkait : Selandia baru ingin perluas program ketenagakerjaan bagi pekerja Timor-Leste
Dalam pertemuan tersebut juga telah disepakati, Pemerintah Timor-Leste melalui SEFOPE akan mengunjungi Selandia Baru pada akhir April 2025 untuk bertemu dengan para perusahaan dan menandatangani kesepahaman bersama Kementerian Bisnis, Inovasi dan Ketenagakerjaan Selandia Baru terkait program RSE.
“Pemerintah Selandia Baru menyambut Timor-Leste, yang artinya mereka sudah siap menerima Pekerja Timor-Leste untuk bekerja di tahun ini, dari diskusi yang ada, kami (SEFOPE) akan ke Selandia Baru pada 28 April dan pada waktu yang sama untuk menandatangani nota kesepahaman,” jelasnya.
Setelah dilakukan penandatanganan kesepahaman antara kedua negara, SEFOPE akan segera melakukan perekrutan pekerja di Timor-Leste dengan sistem yang sejalan dengan program Pacific Australia Labor Mobility (PALM Scheme).
Duta Besar Selandia Baru untuk Timor-Leste, Helen Tunnah yakin dengan pengalaman Selandia Baru selama 20 tahun dalam menerima pekerja migran dari berbagai negara, akan memudahkan proses kesepakatan kedua negara untuk implementasui program RSE.
“Selandia Baru sangat familiar dengan mobilitas tenaga kerja. Program kami saat ini telah berjalan selama hampir 20 tahun. Jadi kami sudah familiar dengan sistem yang dimiliki Timor-Leste dengan Australia, Jepang, dan Korea,” ucapnya.
Dubes Helen mengungkapkan bahwa Pemerintah Selandia Baru sangat optimis dan menargetkan untuk memulai program ini pada akhir tahun serta menyelesaikan perjanjian teknis sehingga masyarakat Timor-Leste akan mendapatkan pengalaman positif di Selandia Baru dan hubungan kedua negara akan menjadi lebih dekat.
Program Mobilitas Tenaga Kerja Selandia Baru yang saat ini dikenal Skema RSE sudah dimulai pada tahun 2007, dengan mendatangkan pekerja dari negara-negara pasifik seperti Fiji, Kiribati, Nauru, Papua Nugini, Samoa, Kepulauan Solomon, Tonga, Tuvalu, dan Vanuatu.
Reporter : Cidalia Fátima
Editor : Julia Chatarina