DILI, 22 januari 2025 (TATOLI)— Perdana Menteri, Kay Rala Xanana Gusmão akhirnya memberikan klarifikasi mengenai rencana perluasan Bandara Internasional Nicolau Lobato (AIPNL) Comoro Dili, yang belum dilakukan, karena menunggu adanya desain baru dengan rencana anggaran yang lebih jelas.
“Karena itu untuk pelabuhan juga, saat ini saya menunggu desain dari kementerian (Kementerian Transportasi dan Komunikasi, MTK -tetun) dan setelah itu menyetujui berapa angarannya,” ungkap PM Xanana usai memimpin Rapat Dewan Menteri di kantor Pemeirintah, rabu ini.
Xanana Gusmão menegaskan pemerintahannya berkomitmen untuk membangun Badnara tetapi di perlukan desain baru karena pemerintah tidak ingin anggaran dikeluarkan tanpa melakukan analisis yang teliti sesuai kebutuhan.
“Bukannya membuat sebuah bangunan indah tapi sehari hanya satu pesawat yang keluar masuk. Jadi kita hanya membuang anggaran percuma, ini akan dibangun, kami harus melihat dengan baik,” ucapnya.
Berita terkait : MTK tunggu konfirmasi Waskita Karya bangun landasan pacu Bandara Internasional
Kepala Pemerintah itu pun mengambil contoh dari Bandara Rota Do Sândalo Oe-cusse dibangun dengan nilai kontrak US$ 119 juta oleh PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) dari tahun 2015–2018 tetapi saat ini hanya digunakan dengan komersil dalam negeri dan beberapa peralatan tidak digunakan sesuai fungsinya.
“Kalian ke RAEOA (Oe-cusse) lihatlah Bandara disana, kita tidak mengunakan garbarata (boarding bridge atau avio bridge) padahal ada dua, keluarkan jutaan anggaran tapi tidak berfungsi. Jadi, kita harus berjalan dari tengah lapangan ke dalam gedung, karena untuk menghindari semua itu maka kita ingin melihat lebih baik,” tegasnya.
Diketahui, garbarata yang juga dikenal dengan sebutan boarding bridge atau avio bridge/ jembatan penghubung antara terminal bandara dan pesawat, adalah fasilitas yang sangat membantu penumpang dalam proses boarding dan deboarding. Jika pesawat terparkir cukup jauh dari terminal dan tidak memiliki bus atau kendaraan pengangkut, maka penumpang harus berjalan jauh di landasan pacu ke terminal utama.
Sejak september 2024, Pemerintah Timor-Leste melalui Kementerian Transportasi dan Komunikasi (MTK -tetun) masih menunggu konfirmasi dari perusahaan PT Waskita Karya (Persero) Tbk dari Indonesia untuk diluncurkan pembangunan landasan pacu Bandara AIPNL Comoro.
Pemerintahan sebelumnya yang dipimpin oleh Perdana Menteri, Taur Matan Ruak telah mendapatkan pinjaman $135 juta dari Bank Pembangunan Asia (ADB) untuk meningkatkan perpanjangan dan pelebaran landasan pacu, taxiway, apron, sistem penerangan penerbangan, menara kontrol lalu lintas, dan gedung administrasi.
Juga menandatangani perjanjian pinjaman senilai $45 juta, dan perjanjian hibah senilai $28,36 juta dari Pemerintah Australia melalui Australian Infrastructure Financing Facilities for the Pacific (AIFFP) untuk mengembangkan Access Road and Car Park, Maintenance, Cargo, Health Care Facility, Gedung Pemadam Kebakaran, Depo BBM, Pagar Perimeter dan Jembatan Beto Tasi.
Berita terkait : Bangun landasan pacu AIPNL, MTK sepakat lanjutkan kontrak dengan PT Waskita Karya
Selain itu Kemenkeu (Kementerian Keuangan) juga menandatangani perjanjian $37,5 juta dengan JICA (Japan International Cooperation Agency) yang akan dialokasikan untuk pembangunan Gedung Terminal, Sistem Pasokan Air, dan Sistem Pembuangan Limbah.
Anggaran dukungan dari mitra untuk bangun AIPNL
Perdana Menteri juga mengakui bahwa meskipun pemerintahan sebelumnya telah menerima pinjaman dari ADB untuk berbagai proyek termasuk Bandara AIPNL tetapi harus lebih teliti lagi dalam mengambil keputusan karena meskipun proyek belum dimuai tetapi pemerintah tetap harus membayar.
“Kami tidak mengatakan pada ADB bahwa kami tidak mau, tapi dengan tenang kami melihat anggaran berapa yang akan digunakan dengan rencana yang baik dan baru meminjam, bukan hanya menerima pinjaman dan terus bayar,” katanya.
Pada, 11 desember 2024, Pemerintah Konstitusional Ke – IX yang dipimpin Kay Rala Xanana Gusmão memutuskan untuk membatalkan Perjanjian Pembiayaan dengan Asosiasi Pembangunan Internasional Kelompok Bank Dunia dan ADB yang berkaitan dengan tiga proyek berbeda.
Ketiga proyek “Timor-Leste Basic Education Strengthening and Transformation” sebesar $10,9 juta Hak Penarikan Khusus (SDR) setara dengan $14,4 juta, proyek “Timor-Leste Water Supply and Sanitation” sebesar $18,2 juta SDR setara dengan $24,1 juta dan proyek “Dili Water Supply” sebesar $87,6 juta SDR setara dengan $116 juta.
Berita terkait : Kemenkeu-JICA setujui dukungan $37,5 juta, bangun gedung terminal AIPNL
Usai pembatalan tersebut, Pemerintah melalui Dewan Menteri juga memutuskan untuk memberikan wewenang kepada Menteri Keuangan, Santina Cardoso dan Menteri Pekerjaan Umum, Samuel Marçal untuk memulai negosiasi dengan ADB untuk pembiayaan pembangunan sistem penyediaan air bersih di Lospalos (Lautém) dan Same (Manufahi).
Disebutkan negosiasi dengan ADB sendiri untuk membiayai pembangunan sistem penyediaan air minum dan sanitasi di Lospalos, dengan perkiraan biaya sebesar $22,48 juta dan Same dengan perkiraan biaya sebesar $20,59 juta.
Reporter : Cidalia Fátima
Editor : Armandina Moniz