iklan

HEADLINE, IBADAH

Kehadiran Paus Fransiskus tandai langkah pembangunan identitas dan budaya negara

Kehadiran Paus Fransiskus tandai langkah pembangunan identitas dan budaya negara

Dom Virgílio Kardinal do Carmo da Silv, SDB sedang berbicara dengan Bapa Suci, Paus Fransiskus. Foto TATOLI/Francisco Sony

DILI, 10 september 2024 (TATOLI)—  Kehadiran Bapa Suci Paus Fransiskus di Timor-Leste menandai langkah yang menentukan dalam proses pembangunan identitas dan budaya negara ini.

Demikian hal tersebut  disampaikan Dom Virgílio Kardinal do Carmo da Silv, SDB saat penyelenggaran Misa Kudus yang dipimpin Pemimpin Tertinggi Gereja Katolik Dunia, Paus Fransiskus  di Tasi-Tolu, Dili, selasa (10/09/2024).

Dihadapan Bapa Suci Paus Fransiskus dan ribuan umat Katolik, Dom Virgílio Kardinal mengatakan atas nama semua umat beriman yang hadir dalam Misa Ekaristi yang khidmat ini, dan secara khusus atas nama rakyat Timor-Leste, menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam atas kehadiran Bapa Suci di Timor-Leste.

Berita terkait : Misa di Tasi-Tolu, Paus : Anugerah luar biasa, Timor-Leste miliki banyak kaum muda

“Yang Mulia Paus Fransiskus, atas nama semua umat beriman yang hadir dalam Misa Ekaristi yang khidmat ini, dan secara khusus atas nama rakyat Timor-Leste, saya ingin menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam atas kehadiran Bapa Suci di tengah-tengah kami,” kata Dom Virgílio Kardinal.

Dilanjutkan Dom Virgílio Kardinal, “hari ini, tempat Tasi Tolu sekali lagi menjadi pusat peristiwa bersejarah bagi rakyat Timor-Leste, setelah kunjungan Paus Santo Yohanes Paulus II pada tahun 1989, yang menandai langkah penting dalam proses penentuan nasib sendiri.  Dan, hari ini, kehadiran Yang Mulia Paus Fransiskus menandai langkah yang menentukan dalam proses pembangunan identitas dan budaya negara,” katanya.

Diungkapkan, kehadiran Bapa Suci di tanah yang diberkati ini dan tanda bahwa Tuhan selalu dekat dengan orang-orang yang sederhana, miskin, rendah hati dan terpinggirkan. “Kedekatannya, tatapannya yang pasif, kasih dan perhatiannya pada tanah yang hampir hilang di cakrawala dunia ini. Hal ini menunjukkan bahwa Bapa Suci adalah teladan seorang pemimpin yang memiliki hati seorang bapa,” kata Dom Virgílio Kardinal.

Dijelaskan, Timor-Leste adalah sebuah negara kecil, sebuah pulau terpencil, tetapi masyarakatnya sederhana dan hidup dalam iman mereka yang asli kepada Yesus Kristus. Pulau Timor dulunya dikenal sebagai pulau cendana. Aroma cendana menarik para penjelajah dan pelaut, tetapi pada titik tertentu dalam sejarah, aroma cendana berubah menjadi aroma Injil. Dan dengan upaya terus-menerus dari para misionaris, aroma cendana meluas ke wilayah tersebut dan tetap bertahan hingga hari ini.

Berita terkait : Bertemu Uskup, Imam hingga Katekis, Paus : terus wartakan injil harumkan nama Kristus  

Sementara, Pemimpin Tertinggi Gereja Katolik Dunia, Paus Fransiskus dalam homilinya pada misa Ekaristi  menyatakan kekagumannya pada Timor-Leste, karena memilik banyak kaum muda dan anak-anak   yang merupakan sebuah anugerah yang luar biasa.

“Timor – Leste indah karena memiliki banyak anak. Anda adalah sebuah negara muda di mana kehidupan berdenyut dan berkembang di mana-mana. Dan ini adalah sebuah anugerah yang luar biasa. Karena,  kehadiran begitu banyak kaum muda dan anak-anak yang terus-menerus memperbarui kesegaran, energi, sukacita dan antusiasme umat di negara ini,” kata Paus Fransiskus dalam homilinya pada misa Ekaristi di Tasi-Tolu, Dili, selasa ini.

Paus Fransiskus memimpin Misa Suci yang dihadiri ribuan umat manusia di Tasi-Tolu yang merupakan  bagian dari rangkaian kunjungan apostoliknya di Timor-Leste mulai 09 – 11  September 2024.

Timor-Leste menjadi negara ketiga yang dikunjungi Paus Fransiskus dalam rangkaian kunjungannya di Asia-Pasifik, setelah mengunjungi Indonesia dan Papua Nugini.  Selanjutnya Paus Fransiskus akan melawat ke Papua Singapura.

Ini merupakan kunjungan Paus ke Timor-Leste yang pertama dalam 35 tahun setelah kunjungan Paus Yohanes Paulus II pada 1989 silam, saat  Timor-Leste masih menjadi Timor-Timur bagian dari provinsi ke-27 Republik Indonesia pada waktu itu. Kedatangan Paus Fransiskus pun begitu dinanti-nantikan oleh umat Katolik Timor-Leste.

Tim TATOLI

iklan
iklan

Leave a Reply

iklan
error: Content is protected !!