DILI, 01 juli 2024 (TATOLI)— Direktur Nasional Dukungan Pelayanan Rumah Sakit (DNASH) pada Kementerian Kesehatan, Carlos de Carvalho Guterres, mengungkapkan Pusat Kesehatan Kardialogi di Lahane, Dili, pada oktober atau november 2024 ini akan mulai berfungsi untuk melayani pasien berpenyakit jantung.
“Berbicara mengenai Pusat Kesehatan Kardialogi di Lahane secara umum masih dalam proses, namun kemungkinan besar pada oktober atau november tahun ini akan mulai berfungsi. Jika, Pusat ini berfungsi maka akan mulai merawat pasien yang menderita penyakit jantung. Karena, kita memiliki sumber daya manusia yang cukup,” kata Carlos de Carvalho Guterres pada Tatoli di kantornya Caicoli Dili, senin ini.
Direktur itu menambahkan, perlengkapan fasilitas seperti tempat tidur dan perlengkapan lainnya sudah tersedia, namun mesin jantung yang akan dibeli dari Jerman agar memeriksa pasien berpenyakit jantung sedang dalam proses tenderisasi.
Ditegaskannya, jika Pusat Kesehatan Kardialogi sudah berfungsi, Pemerintah akan terus melengkapi peralatannya secara bertahap. “Peralatan-peralatan yang sudah ada akan kita gunakan, dan yang belum tersedia akan kita lengkapi,” katanya.
Dijelaskannya, jika Pemerintah memanfaatkan Pusat Kesehatan Kardialogi di Lahane, maka akan mengurangi jumlah pengiriman pasien penyakit jantung ke luar negeri untuk berobat.
“Jika Pusat ini mulai berfungsi, artinya kita juga akan mengurangi pengiriman pasien penyakit jantung ke luar negeri. Akan tetapi, kita tetap melihat jenis kasus dengan kategori berat akan di kirim ke luar negeri untuk pengobatan,” jelasnya.
Disebutkan, sejak januari hingga juni 2024 ini, DNASH telah mengirimkan 115 pasien dengan penyakit jantung dan kanker ke luar negeri.
“Dari januari hingga juni ini, kami sudah mengirimkan 115 pasien termasuk 15 pasien dari tahun 2023. Jadi, dijumlahkan menjadi 130 pasien. Dari jumlah tersebut 26 pasien dikirim untuk berobat di Singapura, 50 pasien ke Malaysia, dan 54 pasien ke Indonesia. Dari total tersebut merupakan pasien dengan penyakit jantung dan kanker,” jelasnya.
Diungkapkan, dari jumlah pasien ynag di kirim ke luar negeri, tujuh pasien diantaranya meninggal dunia, karena menderita penyakit dengan kategori kasus berat.
Reporter : Mirandolina Barros Soares
Editor : Armandina Moniz