iklan

INTERNASIONAL, HEADLINE

Presiden Volodymyr hargai dukungan Timor-Leste untuk perdamaian rakyat Ukraina

Presiden Volodymyr hargai dukungan Timor-Leste untuk perdamaian rakyat Ukraina

Presiden Republik, Jose Ramos Horta bersama tim bertemu Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky disela-sela pertemuan tahunan Dialog Shangri-La Institut Internasional Internasional untuk Studi Strategis (IISS- International Institute for Strategic Studies) ke-XXI, di Singapura, sabtu (01/05). Foto Embassy of Ukraine in Singapore

DILI, 02 juni 2024 (TATOLI)— Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky menghargai dukungan yang selama ini diberikan Timor-Leste untuk perdamaian rakyat dan negara Ukraina.

Demikian hal itu disampaikan Presiden Republik, Jose Ramos Horta kepada wartawan usai tiba kembali di tanah air, di Bandara Internasional Nicolau Lobato, Comoro, minggu (02/05), setelah menghadiri pertemuan tahunan Dialog Shangri-La Institut Internasional Internasional untuk Studi Strategis (IISS- International Institute for Strategic Studies) ke-XXI, di Singapura.

Presiden Horta mengungkapkan, selama pertemuan, Presiden Volodymyr Zelensky sangat menghargai dukungan Timor-Leste untuk rakyat Ukraina dalam perang antara Rusia.

“Tadi malam saya bertemu dengan Presiden Volodymyr Zelensky.  Beliau mengundang Timor-Leste untuk berpartisipasi dalam konferens solidaritas dengan Ukraina pada 15-16 juni 2024 di Swiss. Saya telah berkoordinasi dengan Perdana Menteri Xanana Gusmão tentang hal tersebut,” kata Presiden Horta.

Kepala Negara juga menambahkan bahwa, Ukraina meminta Timor-Leste dan negara lain untuk berpartisipasi dalam konferensi solidaritas, untuk menunjukan kepada dunia internasional bahwa, kekerasaan terhadap manusia merupakan hak internasional untuk memperhatikannya.

“Presiden Ukraina juga ingin melakukan kerjasama bilateral dengan Timor- Leste, karena di lihat dari sisi lain Ukraina sangat maju. Contohnya, di pertanian karena perang terjadi, mengakibatkan dampak di dunia, karena merekalah yang menciptakan teknologi industri dan lainnya,” kata Presiden Horta.

Presiden juga menyampaikan untuk menyelesaikan terlebih dahulu masalah perang di Ukraina karena menyebabkan banyak kehancuran, korban berjatuhan dan lainnya.

“Perang tersebut hanya bisa diselesaikan dengan dialog. Perang tersebut telah terjadi selama tiga tahun. Dampaknya, banyak korban berjatuhan dan terjadi kehancuran yang cukup besar, maka solusinya harus diselesaikan dengan dialog,” ujarnya.

Sementara, dalam laman resmi Embassy of Ukraine in Singapore menyebutkan, pertemuan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky  dengan Presiden Horta merupakan pertama kali terjadi.

“Pertemuan saya dengan Presiden Timor-Leste José Ramos Horta merupakan pertemuan pertama dalam sejarah hubungan bilateral kami,” kata Presiden Ukraina, Volodymyr.

Dikatakan, partisipasi negara-negara Asia Tenggara dalam KTT Perdamaian Global perdana ini sangat penting. “Saya berterima kasih kepada Presiden Horta yang telah mengonfirmasi kehadirannya,” katanya.

“Sangat penting bagi kita untuk memulai proses membangun perdamaian yang adil. Rusia tidak ingin mengakhiri perang. Oleh karena itu, kita harus bekerja sama dengan seluruh dunia untuk membawa perdamaian lebih dekat,” tutur Presiden Ukraina, Volodymyr.

Presiden Republik, Jose Ramos Horta bertemu Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky disela-sela pertemuan tahunan Dialog Shangri-La Institut Internasional Internasional untuk Studi Strategis (IISS- International Institute for Strategic Studies) ke-XXI, di Singapura, pada sabtu (01/05/2024).

Berdasarkan laman resmi Wikipedia, menyebutkan, perang Rusia-Ukraina adalah perang berkelanjutan antara Rusia (bersama dengan pasukan separatis pro-Rusia) dan Ukraina. Konflik ini dimulai pada Februari 2014 setelah Revolusi Martabat Ukraina, dan awalnya berfokus pada status Krimea dan bagian dari Donbas, yang diakui secara internasional sebagai bagian dari Ukraina.

Delapan tahun pertama konflik termasuk aneksasi Krimea oleh Rusia (2014) dan perang di Donbas (2014–sekarang) antara Ukraina dan separatis yang didukung Rusia, serta insiden angkatan laut, perang siber, dan ketegangan politik.

Menyusul pembangunan militer Rusia di perbatasan Rusia-Ukraina dari akhir 2021, konflik meluas secara signifikan ketika Rusia meluncurkan invasi skala penuh ke Ukraina pada 24 Februari 2022.

Reporter : Mirandolina Barros Soares

Editor     : Armandina Moniz

 

iklan
iklan

Leave a Reply

iklan
error: Content is protected !!