DILI, 29 mei 2024 (TATOLI)– Paus Fransiskus menyampaikan duka cita mendalam dan doa bagi para korban tanah longsor di Papua Nugini, yang menyebabkan ribuan orang dikhawatirkan tertimbun.
Dalam sebuah telegram yang dikirim oleh Sekretaris Negara Vatikan, Kardinal Pietro Parolin, Paus menyampaikan belasungkawa dan solidaritasnya yang tulus kepada keluarga yang berduka dan semua yang terkena dampak dari tragedi ini.
Bapa Suci menekankan kedekatan spiritualnya dengan semua orang yang terkena dampak bencana, berdoa secara khusus bagi mereka yang meninggal, mereka yang berduka atas kehilangan, dan untuk penyelamatan banyak orang yang masih hilang.
“Yang Mulia memberikan dorongan kepada otoritas sipil dan personel darurat saat mereka melanjutkan upaya bantuan mereka, dan menambahkan bahwa ia “dengan sukarela memohon semua berkat ilahi berupa penghiburan dan kekuatan,” ungkap laman resmi Vatican News yang diakses Tatoli.
Tanah longsor terjadi pada jumat (24/05) pagi di provinsi Enga dan telah menyebabkan kehancuran yang meluas. Menurut Pusat Bencana Nasional, lebih dari 2.000 orang dikhawatirkan terkubur hidup-hidup.
Mereka tidak dapat memastikan jumlah korban jiwa dengan perkiraan yang sangat bervariasi karena kondisi operasi penyelamatan yang menantang, yang dilakukan di tengah reruntuhan sedalam 10 meter di beberapa tempat dan kurangnya peralatan yang memadai.
Sejauh ini, kurang dari selusin mayat yang telah ditemukan, dan Perserikatan Bangsa-Bangsa memperkirakan 670 orang hilang.
Dampak dari tanah longsor tersebut meluas hampir satu kilometer dan menenggelamkan desa yang dilaluinya. Sekitar 3.800 orang telah tinggal di daerah yang terkena dampak sebelum bencana terjadi.
Sebuah surat dari Lusete Laso Mana, pelaksana tugas direktur Pusat Bencana Nasional, menggambarkan kerusakan yang terjadi sebagai “sangat luas” dan mencatat bahwa bencana tersebut telah “menyebabkan dampak besar pada jalur kehidupan ekonomi negara.”
Perdana Menteri, James Marape menyampaikan belasungkawa dan telah mengerahkan pasukan pertahanan dan badan-badan darurat ke daerah tersebut, yang terletak sekitar 600 kilometer di sebelah barat laut ibukota, Port Moresby.
Namun, penduduk desa Kaokalam yang terkena dampak melaporkan bahwa mereka masih menunggu operasi penyelamatan yang substansial.
Beberapa saksi mata mengatakan bahwa seluruh keluarga mereka telah terkubur di bawah reruntuhan, sementara mereka percaya bahwa korban selamat masih dapat terdengar meminta bantuan di bawah reruntuhan.
Ada secercah harapan di tengah tragedi ini. Media lokal melaporkan bahwa sepasang suami istri berhasil ditarik keluar dari reruntuhan setelah rumah mereka hanya berada di tepi tanah longsor.
Mereka berhasil diselamatkan setelah teriakan minta tolong mereka didengar oleh para petugas penyelamat. Namun, wilayah tersebut masih berisiko tinggi dengan perkiraan hujan lebih lanjut dan penduduk yang tersisa masih dievakuasi.
Reporter : Cidalia Fátima
Editor : Armandina Moniz