iklan

EKONOMI, HEADLINE

80 Petugas ikuti pelatihan Survei Kemiskinan di Timor-Leste

80 Petugas ikuti pelatihan Survei Kemiskinan di Timor-Leste

Foto bersama usai pembukaan pelatihan tentang survei Kemiskinan di Timor-Leste kepada 80 orang petugas. Foto TATOLI/Antónia Gusmão

DILI, 18 maret 2024 (TATOLI)— Dalam rangka mewujudkan data angka kemiskinan yang valid, Pemerintah melalui INETL (Institut Nasional Statistik Timor-Leste-INETL) dan  Bank Dunia memfasilitasi pelatihan pada 80 orang petugas survei Kemiskinan di Timor-Leste.

“Kita siapkan pelatihan bagi 80 orang terdiri dari dari pewawancara, dan supervisor. Mereka akan ke seluruh teritori nasional untuk melakukan survei tentang Kemiskikan di Timor-leste dengan tujuh ribu kepala keluarga sebagai sampel,” jelas Ketua INETL, Elias Fereira  di kantor Direktorat Properti Negara, Balide, senin ini.

Selain itu, katanya disediakan juga 20 pengemudi untuk 20 tim berbeda dimana setiap tim memiliki seorang supervisor, pengemudi dan juga tiga pewawancara yang akan memulai survei pada 04 april hingga 03 oktober 2024.

Ketua INETL, Elias Fereira  menegaskan sejak 2017, INETL sudah tidak menggunakan kuesioner dengan kertas untuk melakukan survei tetapi dengan dukungan tablet yang mengunakan aplikasi Computer Assisted Personal Interview – CAPI/Android.

“Dengan survei ini kita akan melakukan perbandingan dengan yang dilakukan pada 2014 lalu. Disana, ada 13 sesi berbeda, salah satunya seperti pendidikan, pertanian, kapital sosial, akses ke rumah, konsumsi dihitung satu orang harus mengonsumsi 2100 kalori setiap hari,” ucapnya.

Sementara, Menteri Keuangan, Santina José Rodrigues Viegas Cardoso mengakui upaya bersama INETL dan Bank Dunia yang sudah memulai persiapan sejak 2022 mulai dari persiapan kuesioner, diskusi bersama tim Bank Dunia dari Jakarta, Roma dan Washington untuk memulai survei tersebut.

“Survei ini harusnya dilakukan pada 2023, tetapi karena pertukaran Pemerintah baru bisa dimulai pada 2024. Survei terakhir dilakukan pada 2014. Kita tahu selama 10 tahun ini kita menghadapai banyak tantangan salah satunya adalah pandemi COVID-19,” ungkap Menteri Santina.

Ia menjelaskan, ini akan menjadi survei ke-empat bagi Timor-Leste sejak 2001, 2007 dan 2014 yang menunjukan bahwa angka kemiskinan Timor-Leste capai 41.8%. Dengan adanya survei ini akan mendukung politik pemerintahan ke-IX dalam mengurangi 10% angka kemiskinan di negara ini.

Dilain pihak, Perwakilan Bank Dunia, Bernard Harborne mengakui sangat senang untuk bekerjasama dengan pemerintah Timor-Leste dalam menerbitkan laporan survei ini setelah 10 tahun tidak ada laporan terbaru.

Pemerintah Timor-Leste melalui INETL menyiapkan dana untuk survei tersebut sebanyak $1 juta, dan Bank Dunia sendiri hadir untuk memberikan dukungan teknis kepada para petugas survei. 

Reporter : Cidalia Fátima

Editor     : Armandina Moniz

iklan
iklan

Leave a Reply

iklan
error: Content is protected !!