DILI, 20 desember 2023 (TATOLI)— Direktur Dinas Nasional Pertanian dan Perikanan Hortikultura, Lucio Ribeiro, mengatakan selama 20 tahun terakhir MAPPF (Kementerian Pertanian, Perikanan, Peternakan dan Kehutanan) selalu membeli benih sayuran dari Indonesia.
Menurutnya hal ini dilakukan karena produksi benih dalam negeri tidak mencukupi, sehingga harus membeli benih dari negara lain dan mendistribusikannya ke masyarakat.
“Setiap tahun, kami selalu mengalokasikan anggaran untuk membeli benih sayuran dari negara lain seperti Indonesia untuk membantu masyarakat melalui kelompok atau individu yang ingin menanam sayuran,” kata Lucio Ribeiro kepada Tatoli, rabu ini.
Ia mengatakan bahwa selama 20 tahun pemerintah selalu membeli benih sayuran dari luar negeri namun di sektor hortikultura belum ada data yang memadai.
Anggaran yang dialokasikan setiap tahun untuk membeli benih sayuran dari negara lain berbeda setiap tahunnya. Seperti, setahun yang lalu pemerintah mengalokasikan dana senilai $74.000 sedangkan untuk tahun ini hanya $59.000.
Benih yang dibeli oleh pemerintah adalah terong, tomat hijau, tomat merah, cabe rawit, dan sebagainya. Ia mengatakan bahwa setiap tahun pemerintah selalu membeli benih sayuran dari luar negeri.
Namun, MAPPF juga merencanakan untuk memproduksi benih sayuran di masa depan, akan tetapi ini adalah sebuah proses karena produksi benih sayuran tidak mudah.
“Benih sayuran yang kami berikan kepada masyarakat tidak perlu membayar uang dan kami memberi mereka cara untuk menanam dan mempertahankan kehidupan mereka sendiri,” katanya.
“Melihat situasi ini sepuluh profesor dari Indonesia akan memberikan pelatihan kepada teknisi kita tentang pemotongan tanaman dan hasil hortikultura dan cabe rawit,” katanya.
Kehadiran para professor disiapkan oleh pemerintah untuk memberikan pelatihan kepada 350 ekstensionis di setiap kotamadya.
Reporter : Cidalia Fátima
Editor : Armandina Moniz